Salin Artikel

Dua Pria Asal Makassar Bobol Rumah di Jakarta, Modusnya Jadi Petugas PLN

MAKASSAR, KOMPAS.com - Tim gabungan dari Jatanras Sat Reskrim Polrestabes Makassar dan Jatanras Sat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara (Jakut) mengamankan dua terduga pelaku pencurian spesialis rumah kosong.

Keduanya yakni Tenri (41) dan Muh Nur (37).

Keduanya berpura-pura menjadi petugas Perusahaan Listrik Negera (PLN) saat membobol rumah yang ditinggal pemiliknya dalam keadaan kosong di kawasan Koja, Jakarta Utara, pada 26 April 2023.

Setelah membobol rumah itu, keduanya pun berhasil membawa kabur harta benda yang bernilai sekitar Rp 800 juta. Keduanya lantas melarikan diri ke kampung halamannya di Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Polisi pun mengendus keberadaannya dan mengamankan keduanya di dua wilayah, yakni di Jalan Andi Tonro, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), dan Jalan Abu Bakar Lambogo, Kecamatan Makassar, Kota Makassar, Sulsel, pada Minggu (14/5/2023) dini hari.

Dalam proses penangkapan, salah satu pelaku yakni Muh Nur sempat berjalan dramatis lantaran pihak keluarga menolak pelaku untuk dibawa polisi. Sang istri hingga anak teriak histeris sambil memeluk Muh Nur yang digelandang beberapa polisi berpakaian preman.

Namun, setelah diberi pengertian, pihak keluarga pun merelakan Muh Nur dibawa polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

"Modusnya menyamar sebagai petugas PLN. Jadi pelaku ini masuk ke rumah seolah-olah mengetuk pagar, menyampaikan dari PLN. Setelah tidak ada jawaban dari pemilik rumah, mereka masuk, melihat pintu terkunci dia siapkan linggis dan membobol berupaya masuk ke dalam rumah," kata Rumingga saat diwawancarai awak media di Kota Makassar, Sulsel. Minggu (14/5/2023).

Kata Rumingga, setelah berhasil masuk ke dalam rumah, kedua pelaku lantas mengambil semua barang berharga milik korban. Bahkan, surat-surat sertifikat tanah pun dibawa kabur oleh pelaku.

"Melihat ada barang yang bisa mereka angkut, mereka masuk kamar, mereka ambil barang berharga berupa perhiasan, surat tanah, dollar, dan sejumlah uang rupiah. Total kerugian Rp 800 juta. Dua pelaku ini yang diamankan di wilayah Polrestabes Makassar," ucapnya.

Kedua pelaku pun bakal dibawa oleh petugas Sat Reskrim Polres Metro Jakarta Utara untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

https://makassar.kompas.com/read/2023/05/14/150247878/dua-pria-asal-makassar-bobol-rumah-di-jakarta-modusnya-jadi-petugas-pln

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com