Salin Artikel

Diduga Mengantuk Saat Mengemudi, Anggota TNI di Makassar Tabrak 3 Motor dan Mobilnya Terguling

MAKASSAR, KOMPAS.com - Diduga mengantuk saat mengendarai mobil, anggota TNI terlibat kecelakaan hingga mengakibatkan 3 pengendara motor harus dilarikan ke Rumah Sakit (RS). 

Usai menabrak 3 motor, mobil Toyota Avanza yang dikemudikan oleh anggota TNI berinisial Prada MAY pun terguling di tengah jalan.

Peristiwa itu terjadi di bilangan Jalan Perintis Kemerdekaan KM 16, Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), pada Sabtu (29/4/2023), sekitar pukul 07.45 Wita.

Peristiwa kecelakaan itu juga sempat membuat heboh warga hingga menjadi viral diberbagai platform media sosial.

Dari video yang diperoleh Kompas.com memperlihatkan sejumlah warga berhenti untuk melakukan evakuasi terhadap para korban yang terlibat kecelakaan.

Beberapa warga dan juga pengendara nampak berupaya mendorong mobil Avanza warna abu-abu itu kembali ke posisi awalnya lantaran terguling di tengah jalan.

Nampak juga dalam video, warga lainnya juga mengevakuasi beberapa unit motor yang terjatuh. Terlihat juga ada dua pria yang merupakan korban kecelakaan meringis kesakitan di pinggiran jalan.

Satu pria berbaju abu-abu sedang terbaring di pinggir jalan, sementara pria lainnya menggunakan jaket warna hitam terduduk dengan tangannya sudah dalam kondisi bersimbah darah.

Kasat Lantas Polrestabes Makassar Kompol Amin Toha menjelaskan, pihaknya telah melakukan tindakan dengan membawa para korban kecelakaan di Rumah Sakit (RS) guna mendapatkan perawatan medis.

"Kalau yang di Jalan Perintis Kemerdekaan itu saya dan anggota sebatas menangani pertama, kemudian korbannya dibawa ke rumah sakit," kata Amin kepada Kompas.com saat dikonfirmasi, Sabtu petang.

Sementara pengemudi mobil yakni Prada MAY tidak mengalami luka. Namun mobil yang dikemudikannya mengalami kerusakan parah pada bagian depan.

Amin mengatakan, proses penyelidikan atas peristiwa kecelakaan itu sementara didalami pihak Polisi Militer (PM) TNI.

"Untuk proses lanjut kita serahkan ke POM TNI. Untuk prosesnya ada dari POM, kita hanya membawa korban ke rumah sakit, dan barang buktinya diserahkan ke POM," jelasnya.

Menurut informasi, kecelakaan berawal dari mobil Prada MAY dengan nomor polisi DD 1372 BO melintas dari arah Kota Makassar menuju Kabupaten Maros. 

Diduga karena supir mengantuk, mobil pun oleng ke arah kanan dan masuk di jalur lawan arus hingga menabrak beberapa motor.

Sementara, Kapendam XIV/Hasanuddin, Kolonel Inf Rio Purwantoro membenarkan perihal peristiwa kecelakaan yang melibatkan anggota TNI tersebut. Kata dia, Prada MAY merupakan anggota dari Batalyon Kaveleri 7 Cijantung, Jakarta Timur.

"Monitor. Infonya yang bersangkutan anggota Yonkav 7 Jakarta, dan sementara sudah ditangani Denpom Makassar," kata Rio saat dikonfirmasi , Sabtu (29/4/2023).

https://makassar.kompas.com/read/2023/04/29/194415678/diduga-mengantuk-saat-mengemudi-anggota-tni-di-makassar-tabrak-3-motor-dan

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com