Salin Artikel

Cerita Mantan Wakil Wali Kota Makassar, Teman Masa Kecil Almarhum Rapsel Ali: Beliau Sosok Unik

Mereka antara lain Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto, Pangdam XIV Hasanuddin, Mayjen TNI Totok Imam Santoso dan Wakil Wali Kota periode 2014-2019 Syamsu Rizal alias Deng Ical.

Selain itu, sejumlah karangan bunga ucapan dukacita telah berjejer di sepanjang jalan menuju rumah duka.

Di antaranya karangan bunga dari Wapres RI Ma'ruf Amin, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. Kemudian Pangdam XIV Hasanuddin Mayjen TNI Totok Imam Santoso, Wakaban Intelkam Polri Irjen Pol Merdisyam, dan sejumlah tokoh lainnya.

Teman sepermainan

Mantan Wakil Wali Kota Makassar Deng Ical mengaku Muh Rapsel Ali yang merupakan teman sepermainannya saat kecil adalah sosok unik, filosofis, dan pantang menyerah dari masalah.

"Beliau adalah sosok yang unik, unik karena dia memiliki filosofi semua dianggap bukan masalah, karena saya seumuran dengan beliau dan sepermainan waktu kecil kadang-kadang saya anggap bahwa lari dari masalah atau cuek tapi ternyata tidak," ucapnya kepada awak media di rumah duka, Minggu (9/4/2023).

Menurutnya, Rapsel Ali selalu melihat masalah dari segi yang berbeda.

Meski terkesan santai, namun teman masa kecilnya itu selalu bisa menyelesaikan setiap masalah yang datang.

"Itu keunikannya," ujar dia.

Kenangan bersama Rapsel

Deng Ical juga mengungkapkan banyak sekali kenangannya bersama Rapsel Ali semasa hidup. Sebab mereka berdua sudah berteman sejak kecil di Selayar.

"Banyak kenangan sama almarhum waktu masa kecil dulu di Selayar," bebernya.

Tak hanya itu, ia juga mengenang saat Rapsel menikah dengan Siti Nur Azizah, anak Wapres Ma'ruf Amin di Bogor, Jawa Barat, pada Rabu, 9 Januari 2019 lalu.

"Kemarin waktu menikah masih sempat ji nah siapkan durian di jalan menuju Bogor. Kan saat itu sedikit ji orang yang datang," kenang Deng Ical.

Pertemuan terakhir

Ketua Lembaga Pemenangan Partai (LPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Sulawesi Selatan (Sulsel) ini juga mengungkapkan kali terakhir dia bertemu dengan Rapsel Ali, tepatnya dua bulan yang lalu di Jakarta.

"Saya ketemu 2 bulan lalu sama beliau sebelum puasa, sempat saya diajak minum kopi di tengah-tengah kesibukannya, diajak ke kantornya di Jakarta. Pokoknya tidak ada susahnya," jelasnya.

Dari informasi pihak keluarga, kata Deng Ical, Rapsel Ali meninggal dunia akibat mengalami serang jantung.

"Info dari keluarganya (serangan) jantung, justru saya tidak pernah dengar ada sakitnya, bahkan hasil check up-nya semuanya bagus. Tadi ada keluarganya yang kasih tahu kalau selama ini cuma (sakit) asam urat," tuturnya.

Mendengar teman kecilnya meninggal dunai karena serangan jantung, Deng Ical mengaku sangat kaget.

Muh Rapsel Ali, menantu Wakil Presiden Republik (RI) Indonesia, Muh Maruf Amin, rencananya akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Panaikang Makassar, Senin (10/4/2023).

https://makassar.kompas.com/read/2023/04/09/172230678/cerita-mantan-wakil-wali-kota-makassar-teman-masa-kecil-almarhum-rapsel-ali

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com