Salin Artikel

Kekosongan Jabatan Sekretaris Provinsi Sulsel, Jokowi: Belum Sampai ke Meja Saya

MAKASSAR, KOMPAS.com - Soal kekosongan jabatan Sekretaris Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), Presiden Joko Widodo mengaku belum menerima surat dari tim panitia seleksi (Pansel). 

"Belum sampai ke meja saya. Kalau sampai ke meja, detik itu juga, enggak sampai satu jam pasti sudah rampung," kata Jokowi saat ditanya wartawan usai meresmikan kereta api Sulsel di Stasiun Rammang-rammang, Kabupaten Maros, Rabu (29/3/2023). 

Seleksi Calon Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan melalui proses panjang. Akhirnya Tim Panitia Seleksi (Pansel) mengumumkan nama tiga besar di ruang Command Center Kantor Gubernur Sulsel, Senin (13/3/2023).

Ketua Panitia Seleksi (Pansel) lelang jabatan Sekda Sulsel Profesor Murtir Jeddawi menyampaikan, tiga nama tersebut berhasil lolos pasca mengikuti serangkaian tes yang dilakukan.

Total ada 14 pendaftar calon Sekprov, kemudian diseleksi menjadi 10 orang. Hingga akhirnya, diumumkan 3 besar.

Mereka yang berhasil masuk dalam tiga besar tersebut yakni Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Kapus Litbang) Makassar - LAN Andi Taufik, Kepala Dinas Perumahan, Pemukiman dan Pertanahan Sulsel Muh Iqbal S. Suhaeb, dan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Sulsel Sukarniaty Kondolele.

Prof Murtir menjelaskan, beberapa proses seleksi dilakukan pascapengumuman tentang seleksi calon sekprov tersebut.

Di mana, dari 14 pendaftar terseleksi 10 yang memenuhi syarat untuk menjadi peserta seleksi.

Ia menyebutkan, setelah diumumkan pada 3 Februari 2023, peserta yang lolos ini melanjutkan beberapa tahapan termasuk penilaian kompetensi (assesment test) di Badan Kepegawaian Negara di Jakarta.

"Tesnya dilakukan selama empat hari, dan reputasi dan kapasitas terjamin, BKN memiliki independensi untuk menilai." kata Prof Murtir.

Selanjutnya dilakukan penulisan makalah 13 Februari 2022 di Kantor Gubernur Sulsel.

Peserta disiapkan laptop, diberi waktu 120 menit untuk membuat makalah dengan tema tidak keluar dari peran sekda dalam mencapai rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) sesuai visi misi Gubernur. 

“Kami telah melakukan analisa untuk menilai tahapan tersebut. Kemudian tahapan wawancara dan pendalaman selama dua hari terhadap sepuluh calon,” tambah mantan Rektor IPDN ini. 

Tahapan selanjutnya adalah penilaian rekam jejak utamanya latar belakang calon itu. 

“Rekam jejak ini makin tinggi derajat pendidikan, angkanya semakin bagus. Semakin bagus nilainya,” tambahnya.

Ada empat parameter yaitu tes asesmen, penelusuran rekam jejak, penilaian terhadap makalah dan wawancara kompetensi. Hasil penilaian lima pansel digabung jadi satu, lahirlah satu kebulatan nilai.

“Terangkumlah peringkat sepuluh calon untuk wawancara,” lanjutnya. 

“Untuk memastikan kredibilitasnya, kami melakukan pleno pada tanggal 7 Maret 2023, kami akhirnya menyepakati urutan dari empat komponen penilaian tadi. Hasil rapat pleno 7 Maret kemudian dicek dengan tanda tangan basah,” jelas Prof Murtir Jeddawi. 

Berikut nama nilai akhir seleksi terbuka sepuluh calon Sekda Sulsel:

Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Sulsel Sukarniaty Kondolele (89,85), Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Kapus Litbang) Makassar - LAN Andi Taufik (92,49), Sekda Kota Parepare Iwan Asaad (87,90), Staf Ahli bidang Pemerintahan dan Otonomi Daerah Kementerian PANRB Jufri Rahman (89,82), Kepala Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Sulsel Asriady Sulaiman (85,46),  Kepala Dinas Perumahan, Pemukiman dan Pertanahan Sulsel Muh Iqbal S. Suhaeb (89,91), Mantan Sekda Sidrap Sudirman Bungi (87,31), Kepala Dinas Kehutanan Sulsel Andi Bakti Haruni (88,05), Kepala Dinas Perindustrian Sulsel Ahmadi (85,27), dan Kepala Dinas Perhubungan Sulsel Muhammad Arafah (87,10).

https://makassar.kompas.com/read/2023/03/29/190910378/kekosongan-jabatan-sekretaris-provinsi-sulsel-jokowi-belum-sampai-ke-meja

Terkini Lainnya

Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
 Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com