Salin Artikel

Melaut 6 Bulan, Nelayan di Maros Sulsel Berharap Kedatangan Jokowi Selesaikan Berbagai Persoalan

MAROS, KOMPAS.com- Camat Bontoa Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan (Sulsel), Mulyadi mengungkapkan ada sekitar 300 warga yang berdomisili di Kampung Nelayan di Desa Pajukukang, Kecamatan Bontoa.

"Sekitar 90 persen warganya berprofesi sebagai nelayan. Rata-rata siklusnya 6 bulan sekali baru pulang dan istirahat dua bulan kemudian pergi melaut lagi," katanya kepada KOMPAS.com di Desa Pajukukang, Rabu (29/3/2023).

Dia mengungkapkan, selama 6 bulan para nelayan mencari ikan di perairan Pulau Kalimantan dan ke Luwuk Banggai Sulawesi Tengah (Sulteng).

Setelah 6 bulan mereka kembali lagi sedangkan yang tinggal desa hanya keluarganya seperti anak dan istrinya.

"Aktivitas mereka sambil menunggu suaminya pulang melaut mereka beraktivitas seperti biasa tapi ada juga yang memperbaiki dan membuat jaring ikan," ucapnya.

Mulyadi mengaku tak ada penyambutan khusus seperti tari-tarian, namun dalam kunjungan Presiden Jokowi warga menampilkan berbagai produk UMKM.

"Di sini Pak Jokowi hanya meninjau kampung dan berinterakasi dengan beberapa masyarakat dan memberikan bantuan," tuturnya.

Sementara, Sekretaris Desa Pajukukang, Rahmat berharap kehadiran Presiden Jokowi mampu menjawab segala persoalan di desanya ini khususnya terkait kebijakan nelayan.


Khususnya, kata Rahmat, terkait Pasar Desa Panaikang sebagai lumbung ekonomi desa mudah-mudahan kehadirannya bisa di kembalikan pengelolaan pasar kepada masyarakat desa.

Sebab sejak didirikan sekitar 40 tahun lalu pasar hanya dikelola oleh pihak Kabupaten.

"Selama dikelola oleh kabupaten sama sekali tidak ada pembagian dengan pihak desa makanya dengan kedatangan beliau. Pasar kita ini bisa dikelola kembali oleh pihak desa atau mininal sebagain dari pendapatan pasar ini bisa dinikmati oleh warga Desa Pajukukang," harapnya.

Namun tak kalah penting yang ia harapkan dari kehadiran Jokowi, nelayan di Dusun Panaikang juga bisa diberi akses permodalan karena selama ini mereka terkendala permodalan untuk melaut

"Mudah-mudahan dengan momentum hari ini ada kebijakan khusus yang memang dikeluarkan khususnya untul permodalan," jelasnya.

Selain itu, salah satu keluh kesah yang ingin disampaikan yaitu masalah pengurusan persuratan kapal nelayan yang dinilai sangat rumit dan jauh.

"Karena surat kapal diurus di Makassar dan di Kabupaten Barru, tidak ada di Maros sehingga itu yang menyulitkan para nelayan. Apalagi jika tidak memiliki surat kapal maka nelayan akan ditangkap," ujarnya.

Kemudian, hal yang ingin disampaikan juga terkait konflik nelayan yang melibatkan nelayan Desa Pajukukang dengan nelayan Makassar khususnya di Pulau Kodingareng.

"Setiap nelayan kita ke sana mencari ikan, itu diusir padahal nelayan kita ke sana alat tangkapnya sesuai dengan undang-undang, sesuai dengan aturan tidak ada yang melanggar. Mudah-mudahan itu bisa diselesaikan dengan kehadiran Pak Jokowi
Sehingga nelayan kita tidak lagi jauh-jauh ke Pulau Kalimantan untuk mencari ikan. Terakhir terkait pupuk petani tambak," pungkasnya.

https://makassar.kompas.com/read/2023/03/29/140049778/melaut-6-bulan-nelayan-di-maros-sulsel-berharap-kedatangan-jokowi

Terkini Lainnya

Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
 Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Jember Borong 5 Penghargaan dalam Sepekan
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com