Salin Artikel

Banjir Hingga 1,5 Meter Masih Melanda 4 Kecamatan di Makassar, Pengungsi Anak-anak Butuh Susu dan Popok

MAKASSAR, KOMPAS.com - Banjir masih menggenangi sebagian Kota Makassar hingga 1,5 meter, Jumat (17/2/2023). Sebanyak 924 orang pengungsi tersebar di 21 titik pengungsian.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar, Achmad Hendra Hakamuddin yang dikonfirmasi, Jumat (17/2/2023) mengatakan, banjir masih terjadi di empat kecamatan yakni di Kecamatan Manggala, Tamalanrea, Rappocini, dan Tamalate.

"Banjir terparah di Kecamatan Manggala, karena PLN telah mematikan aliran listrik. Sehingga permintaan evakuasi banyak. Banjir di kota Makassar bervariasi ada yang 1,2 meter hingga 1,5 meter," katanya.

Hendra mengungkapkan, sejak Senin (13/2/2023), Pemerintah Kota Makassar menyiapkan 21 titik pengungsian. Sejak didirikan lokasi pengungsian, hampir 5.000 an orang mengungsi dari banjir.

"Setiap hari pengungsi berkurang dan warga yang rumahnya sudah tidak tergenang banjir sudah kembali. Tercatat sekarang ini, jumlah pengungsi sebanyak 924 jiwa.

Hendra menjelaskan, kondisi pengungsi banjir didampingi tim kesehatan. Perintah Wali Kota Makassar juga memerintahkan tim kesehatan yang di lokasi banjir memeriksa kesehatan para pengungsi.

"Sudah disalurkan juga obat-obatan di lokasi pengungsian. Baru saya dapat perintah Wali Kota Makassar bahwa segera salurkan bantuan susu, popok, dan perlengkapan bayi lainnya ke lokasi pengungsian untuk anak-anak. Banyak anak-anak dan balita," bebernya. 

Hendra menuturkan, tim gabungan yang di lokasi banjir masih melakukan evakuasi terhadap warga yang membutuhkan bantuan.

"Warga yang dievakuasi tidak semua berada di lokasi pengungsian, tapi banyak juga yang ke rumah keluarganya," jelasnya.

Saat ditanya prakiraan cuaca kedepannya, Hendra menerangkan peringatan dini BMKG cuaca ekstrim terjadi dari tanggal 13 hingga 16 Februari 2023 kemarin. Namun hujan lebat masih terus terjadi.

"Cuaca ekstrem dan hujan lebat kan beda. Ini masih berpotensi terjadi hujan lebat, jadi diminta masyarakat tetap waspada dengan kondisi cuaca sekarang ini," jelasnya.

Hendra menambahkan, status kolam regulasi Nipa-nipa berstatus waspada. Di mana daya tampung normalnya 2,24 juta meter kubik air menjadi 3,20 juta meter kubik.

Bahkan air sungai melimpah ke spillway. Artinya, kolam regulasi Nipa-nipa sudah sejajar sungainya.

"Meski begitu, status pintu air tertutup dan tidak akan dibuka. Pintu air akan dibuka, jika hujan sudah reda dan tidak ada banjir. Yang mesti diwaspadai, back water. Karena tidak bisa masuk ke kolam regulasi, air akan kembali ke sungai hingga meluap dan berdampak pada warga di sekitar sungai. Ini bisa mengakibatkan banjir, tapi bukan bandang yang arusnya deras. Yang paling berpengaruh memang wilayah Antang, karena aliran sungainya di sana," terangnya.

Dari pantauan di lapangan, Waduk Borong yang terletak di tengah Kota Makassar juga sudah meluap. Jalanan di sekeliling Waduk Borong sudah terlihat dan air telah meluap.

https://makassar.kompas.com/read/2023/02/17/235722878/banjir-hingga-15-meter-masih-melanda-4-kecamatan-di-makassar-pengungsi-anak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke