Salin Artikel

Ini Titik Lokasi Banjir Makassar, Jalan Nusantara dan Jalan Sulawesi Paling Parah

KOMPAS.com - Banjir melanda sejumlah titik di Kota Makassar pada, Senin (13/2/2023) pagi.

Kejadian ini menyebabkan aktivitas masyarakat menjadi lumpuh karena jalanan teredam air.

Berikut ini sejumlah titik lokasi banjir di Kota Makassar yang dirangkum Kompas.com;

Dua lokasi ini menjadi titik terparah banjir Makassar hari ini.

Dari video yang beredar, kendaraan roda empat tampak sudah tidak bisa melewati ruas jalan.

Sejumlah mobil tenggelam hampir sudah tidak kelihatan lagi.

Dampak banjir juga mengakibatkan jalan poros Maros-Makassar mengalami kemacetan.

Kendaraan menjadi lambat bergerak karena jalanan tergenang air.

Ketinggian banjir sudah mencapai betis orang dewasa, sehingga para pengendara harus melaju dengan pelan.

Sejumlah pengendara motor yang memaksakan menerobos banjir juga mengalami mogok.

Camat Marusu, Suwardi Sawedi mengatakan, banjir ini sudah terjadi sejak pagi hari.

"Sekarang macetnya itu sudah sampai di Perumnas Tumalia, sekitar 8 KM kalau dari Maros menuju Makassar. Kalau dari arah sebaliknya itu banjirnya tidak begitu tinggi, jadi macetnya tidak terlalu parah," kata Suwardi, seperti dilansir dari Tribunnews.com.

Tidak hanya di pinggiran kota, banjir juga terjadi di tengah kota Makassar.

Jalan utama di Kota Makassar, seperti di Jalan Urip Sumoharjo dan Jalan Andi Pengarang Petta Rani juga banjir.

Pengendara yang nekat menerobos kendaraannya mogok.

Selain itu juga, beberapa kantor polisi yakni Polsekta Rappocini, Polsekta Ujungtanah, Polsekta Makassar, dan Polsekta Panakkukang juga terendam banjir.

Aktivitas di kantor polisi ini terhenti dan sebagian tahanan terpaksa diungsikan ke tempat yang aman.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel, Anggiat Sinaga mengungkapkan ada sejumlah hotel di Makassar tergenang banjir.

Hotel yang tergenang banjir yakni Makassar Golden Hotel di Pantai Losari, Imperial Arya Duta, Hotel Wisata UIT, dan Grand Palace.

"Kalau di Hotel MGH dan Grand Palace, banjir sudah masuk hingga ke lobi. Sedangkan. di Hotel Imperial Arya Duta dan Wisata UIT basement-nya kebanjiran hingga banyak kendaraan tenggelam," kata dia.

Banjir juga menggenangi gedung perkantoran, rumah sakit, sekolah, hingga sejumlah hotel.

Dari pantauan di lapangan, gedung perkantoran pemerintah maupun swasta serta toko-toko ikut kebanjiran.

Seperti di kantor Balai Kota, air sudah menggenangi bagian lantai satu.

Salah satu lokasi banjir lainnya yakni di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kecamatan Tamalanrea.

Tepatnya di depan Pintu Nol hingga Pintu 1 Kampus Universitas Hasanuddin (Unhas).

Hingga Senin siang, kedua ruas jalan terendam akibat luapan air Danau Unhas.

Baik dari arah Tello menuju arah Tamalanrea. Begitun dengan belalikmya.

Kendaraan yang melintas harus melaju pelan karena jalanan yang tergenang air.

Situasi banjir di Makassar juga berdampak pada kegiatan belajar mengajar.

Banyak sekolah baik PAUD, SD hingga SMP terendam karena banjir Makassar.

Laporan diterima, hampir semua sekolah tergenang banjir. Bahkan air hujan sudah masuk hingga ke ruang kelas dan ruang guru.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar Muhyiddin menyampaikan hampir semua sekolah tergenang banjir.

Bahkan air hujan sudah masuk hingga ke ruang kelas dan ruang guru.

"Yang terdampak sementara SMP 1, SMP 6, 7, 19, 26, 29, 21, 13, 33, 18, 27, 22, 7,3, 1, 5, 8 dan smp 24 itu sementara sudah kena semua itu," bebernya.

Untuk jumlah SD yang terdampak banjir masih dihitung.

Pemkot Makassar telah menginstruksikan sekolah yang terdampak banjir untuk meliburkan siswanya.

---------------

PENULIS: (TRIBUN TIMUR/RUDI SALAM), (TRIBUN MAKASSAR.COM/SITI AMINAH, NURUL HIDAYAH), (TRIBUNNEWS.COM/FAISAL MOHAY)

https://makassar.kompas.com/read/2023/02/13/152511578/ini-titik-lokasi-banjir-makassar-jalan-nusantara-dan-jalan-sulawesi-paling

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com