Salin Artikel

Tragedi Tarik Tambang IKA Unhas Tewaskan 1 Peserta, Ketua Panita Jadi Tersangka hingga Harapan Keluarga Korban

KOMPAS.com - Polisi akhirnya menetapkan tersangka dalam kasus tarik tambang Ikatan Keluarga Alumni Universitas Hasanuddin (IKA Unhas) yang menewaskan satu peserta.

Adapun penetapan tersangka kepada ketua panitia lomba tarik tambang yakni RS atau Rahmansyah.

Penetapan tersangka dilakukan setelah penyidik Satreskrim Polrestabes Makassar melakukan gelar perkara.

Dalam kasus itu, polisi telah memeriksa sebanyak 25 orang saksi.

Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, AKBP Reonald TS Simanjuntak mengatakan, peran tersangka yakni sebagai penanggung jawab kegiatan.

"Tersangka RS perannya sebagai penanggung jawab dan sebagai stopper di kegiatan tersebut. Penetapan tersangka berdasarkan hasil pemeriksaan saksi, korban, dan panitia," kata Reonald, Minggu.

Panitia dianggap lalai

Reonald menjelaskan, tersangka dianggap lalai sehingga menyebabkan satu orang peserta meninggal dunia dan delapan lainnya luka.

Tersangka memerintahkan untuk tidak menarik tali tambang sampai ke peserta yang berada di kubu merah dan hanya di kubu putih.

"Karena dia memang sebagai stopper-nya. Dan, perintah setop itu tidak sampai ke peserta baju merah," jelasnya.

Reonald mengungkapkan, tersangka dijerat Pasal 359 KUHP karena diduga melakukan kesalahan atau kealpaan yang menyebabkan orang lain mati.

Dalam kasus tersebut, polisi menyita barang bukti berupa tali tambang dan juga rekaman CCTV.

Tragedi tarik tambang

Sebelumnya, Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (IKA Unhas) Sulawesi Selatan menggelar lomba tarik tambang yang melibatkan 5.000 orang di Jalan Jenderal Sudirman pada 18 Desember 2022 pukul 06.00 Wita.

Para peserta merupakan gabungan dari alumni Unhas dan warga Kota Makassar yang bakal memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dalam perlombaan tersebut.

Dalam kegiatan itu, satu orang peserta bernama Masita, Ketua RT 001 RW 007 Kelurahan Ballaparang, Kecamatan Rappocini, meninggal dunia dan 13 orang lainnya luka.

Korban luka ada yang mengalami patah tulang, ada mengalami robek pada kaki dan lecet.

Sementara itu, korban meninggal dunia di lokasi tarik tambang setelah kepalanya terbentur pembatas jalan yang terbuat dari beton.

Kepala korban pecah dan bersimbah darah.

Peserta membentangkan tali dengan panjang 1.540 meter.

Mereka dibagi menjadi dua tim, yakni Tim A dan Tim B. Masing-masing tim terdiri lebih dari 2.500 orang.

Tim A titik awalnya berada di Perempatan Jalan Sudirman - Jalan Ahmad Yani yakni di depan RSIA Pertiwi.

Sedangkan Tim B depan PT Sangyangseri Jalan Ratulangi ke titik tengah depan RSIA Pertiwi Jalan Jenderal Sudirman.

Harapan keluarga korban

Keluarga besar korban yang meninggal dunia meminta pada semua pihak agar tidak mengeksploitasi musibah tersebut untuk kepentingan tertentu.

Suami korban, Aswan Ahmad yang ditemui di sela acara takziah malam ketiga di kediamannya, di Jalan Kelapa Tiga, Kelurahan Ballaparang, Kecamatan Rappocini, Makassar, Rabu (21/12/2022), menyampaikan agar semua pihak memahami suasana kedukaan keluarga besarnya.

Dia meminta semua pihak agar tidak menggiring opini-opini liar, termasuk ikut menyebar foto dan video yang menampilkan jasad istrinya di lokasi kejadian.

Hal ini dilakukan agar tidak menimbulkan rasa trauma bagi kedua anaknya yang masih kecil.

“Kami harap tidak ada pihak yang memanfaatkan musibah yang menimpa istri saya, ini sudah menjadi ketetapan Allah dan kami telah ikhlas melepas kepergian istri saya,” ujar dia saat menerima kunjungan putri Wali Kota Makassar Aura Ramdhan Pomanto bersama suaminya, dr Udhin Saputra Malik.

Firasat korban

Dia menuturkan, sehari sebelumnya istrinya sudah memperlihatkan firasat sebelum kepergiannya.

Menurut dia, kondisi kesehatan Masita tidak sepenuhnya bugar sebelum berangkat ke lokasi acara IKA Unhas.

Diketahui korban juga dalam kondisi berkabung setelah ibu kandungnya meninggal 19 hari sebelumnya.

“Saat sedang mempersiapkan baju putih yang dipakainya ke lokasi acara, istri saya berpesan: tolong jaga anak-anak jika saya meninggal nanti, di saat itu pula saya memandang dan memuji istri saya terlihat cantik sekali,” kata dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Makassar, Hendra Cipto | Editor Andi Hartik), Tribun-Timur.com

https://makassar.kompas.com/read/2022/12/25/162413878/tragedi-tarik-tambang-ika-unhas-tewaskan-1-peserta-ketua-panita-jadi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke