Salin Artikel

Tarik Tambang di Makassar yang Tewaskan Seorang Peserta Diikuti 5.000 Orang, Rencana Pecahkan Rekor MURI

Tragedi tersebut terjadi di jalan Jenderal Sudirman Makassar.

Peserta lomba tarik tambang dihadiri 5.294 peserta karena rencananya lomba itu dilakukan untuk memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Para peserta dibagi dua tim yakni tim A terdiri dari 2.935 orang dan tim B sebanyak 2.990 orang. Para peserta adalah gabungan dari aumni UNHAS dan warga Kota Makassar.

Lomba tarik tambang menggunakan tali sepanjang 1.540 meter.

Bukan karena tali putus

Panitia IKA Unhas Sulsel, Mursalin membantah informasi yang menyebut tali yang digunakan pesesera putus.

Menurutnya, korban tiba-tiba tertarik saat sedang melakukan selfie bersama orang-orang di sekitarnya sambil memegang tali tambang.

"Dia main selfie ibu-ibu ini. Pegang-pegang tali sambil selfie jadi seakan-akan dia pegangan tali begitu. Tiba-tiba tertarik. Jadi tidak ada unsur kesengajaan," ucap Mursalin

"Sementara selfie, tarik orang tali langsung jatuh. Terseret tali," sambungnya.

Ia mengatakan panitia telah menghimbau peserta agar tidak berada di sebelah kanan karena ada pembatas jalan yang terbuat dari beton.

"Nda ada tali putus. Tali besar mana bisa putus. Nda ada (terlilit di leher). Masa bisa terlilit orang banyak. Saya pegang toa disitu mengimbau warga tidak di sebelah kanan," katanya.

Dia menegaskan bahwa peristiwa tersebut bukanlah kelalaian dari panitia. Menurutnya hal tersebut murni kecelakaan. "

Saya siap bersaksi. Saya di TKP. Di ujung sana ada kecamatan Manggala, Kecamatan Rappocini. Di ujung tali kecamatan Manggala saya atur baru menyusul Kecamatan Rappocini. Begitu, saya stand by disana," ujarnya.

Korban tewas adalah kader PKK

Wali Kota Makassar, Danny Pomanto mengatakan korban meninggal adalah kader PKK yang juga menjabat sebagai Ketua RT. Untuk itu ia mengucapkan dedikasinya kepada korban selama ini.

"Saya minta semua diurus termasuk BPJS nya apa semua. Teman-teman harus urus dengan baik. Saya akan ke rumah duka. Ini ketua panitia sama ketua harian mendampingi mayat ke rumah duka," tutupnya.

Danny juga menyatakan tidak pernah ada yang menginginkan insiden ini terjadi dan menurutnya kejadian tersebut murni kecelakaan.

Panitia juga sudah berusaha agar acara ini terselenggara dengan aman.

"Atas insiden ini. Kita tidak pernah mau ada yang seperti ini. Makanya kita berusaha se safety mungkin sejak awal. Bahkan saya datangi satu-satu tadi," ujarnya.

"Tapi namanya insiden tidak ada yang pernah duga. Antisipasi itu sudah lengkap," jelas Danny.

Kegiatan Pemecahan Rekor Muri Tarik Tambang 5 ribu Orang ini sudah memiliki pengawas. Masing-masing peserta diatur dengan berjarak.

"Koordinasi masing-masing jarak sudah dirapatkan dan semua orang lihat bahwa saya sampaikan bahwa hindari masuk ke dalam tali, masuk kanan. Karena disitu ada separator," tuturnya.

"Kalau disitu kan pasti sempit makanya kenapa saya suruh ke sebelah kanan tali. Ke sebelah selatan, timurnya," sambungnya.

Kolaborasi untuk negeri

Penanggung jawab tarik tambang, Rahman Syah menuturkan, kegiatan ini diperkarsai IKA Unhas dibawah komando Wali Kota Makassar sekaligus Ketua IKA Unhas Wilayah Sulsel, Mohammad Ramdhan Pomanto atau Danny Pomanto.

"Jadi tarik tambang ini bagian dari insiatif pengurus IKA Unhas dalam rangka mengkolaborasi kekuatan untuk bangsa dan negara Indonesia," katanya.

Tema kegiatan tarik tambang ialah "Kolaborasi untuk Negeri. Ini diusung menjadi tema sentral bagi IKA wilayah Sulawesi Selatan," ujarnya.

Tarik tambang diusung untuk mengakrabkan masyarakat dengan pengurus Unhas.

"Jadi yang tergabung ada masyarakat Kecamatan, tim Pakandatto, dan alumni Unhas," katanya.

Acara tarik tambang dimenangkan tim A. Untuk kegiatan tesebut pihak panitia juga menyediakan hadiah berupa umrah dan 5 sepeda.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Hendra Cipto | Editor : Dita Angga Rusiana), Tribun-Timur.com

https://makassar.kompas.com/read/2022/12/18/124700878/tarik-tambang-di-makassar-yang-tewaskan-seorang-peserta-diikuti-5.000-orang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke