Salin Artikel

Anjala Ombong, Tradisi Tahunan Masyarakat di Kepulauan Selayar

KOMPAS.com - Masyarakat Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan memiliki sebuah kearifan lokal yang sangat menarik yaitu tradisi Anjala Ombong.

Anjala Ombong adalah tradisi masyarakat di pesisir barat Kepulauan Selayar untuk berkumpul dan menikmati hasil laut dengan melakukan penangkapan ikan secara massal.

Tradisi Anjala Ombong dilakukan oleh masyarakat di sekitar Pantai Sangkulukulu di Kecamatan Bontosikuyu.

Karena keunikannya, tradisi Anjala Ombong juga telah terdaftar sebagai salah satu Warisan Budaya Takbenda Indonesia yang berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan.

Ketika tradisi ini berlangsung, sejak pagi masyarakat akan berkumpul dengan membawa makanan, alat memasak, serta berbagai alat penangkap ikan tradisional seperti jaring, kail, jala dan lain-lain.

Dilansir dari laman resmi Kemendikbud, warga masyarakat akan sangat antusias dan berbondong-bondong menuju di muara Sungai Sangkulu-kulu.

Tradisi ini dipimpin oleh pawang buaya yang oleh masyarakat setempat disebut dengan sakti.

Hal ini tak lepas dari kepercayaan masyarakat bahwa ada buaya yang menetap di muara Sangkulu-kulu sampai sekarang.

Seorang sakti tak hanya akan memimpin dimulainya upacara, namun sebagai orang yang dianggap memiliki ilmu sihir maka ia juga bertugas untuk mencegah terjadinya bencana (tolak bala ) yang dapat terjadi pada hari Anjala Ombong.

Keunikan lainnya yaitu pada tradisi Anjala Ombong, masyarakat dapat menangkap ikan lompa yang sulit ditemukan kecuali di muara sungai.

Namun pada hari Anjala Ombong dilaksanakan, di sepanjang sisi muara akan penuh dengan ikan lompa.

Prosesi Anjala Ombong yang dipandu oleh sakti akan dimulai pada saat air mulai surut dan berakhir jika air laut sudah mulai pasang.

Masyarakat terutama laki-laki, baik orang tua dan muda akn berhamburan melompat kedalam sungai dan mulai menangkap ikan.

Ikan hasil tangkapan akan dibawa ke perapian yang telah disiapkan untuk segera dimasak agar dapat dinikmati bersama-sama.

Sebagian hasil tangkapan juga dibagikan kepada warga lain, serta pendatang yang hadir untuk menyaksikan tradisi ini.

Acara yang digelar setiap tahun ini adalah salah satu bentuk rasa syukur atas hasil laut yang telah diberikan Tuhan, sekaligus sarana untuk merawat kebersamaan dalam masyarakat.

Tak hanya itu, tradisi Anjala Ombong juga menjadi salah satu simbol atau penanda identitas bagi budaya maritim masyarakat di Kepulauan Selayar.

Sumber:
pariwisata.kepulauanselayarkab.go.id  
kepulauanselayarkab.go.id  
warisanbudaya.kemdikbud.go.id  

https://makassar.kompas.com/read/2022/10/16/185552478/anjala-ombong-tradisi-tahunan-masyarakat-di-kepulauan-selayar

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com