Salin Artikel

Mengenal Suku Minahasa, dari Asal Usul hingga Tradisi

KOMPAS.com - Berbagai kelompok etnis mewarnai keragaman yang ada di Indonesia, salah satunya adalah Suku Minahasa.

Suku Minahasa adalah penduduk asli yang berasal dari Semenanjung Minahasa di Sulawesi Utara.

Masyarakat dari Suku Minahasa tersebar di beberapa wilayah seperti Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kabupaten Minahasa Utara, Kota Bitung, Kota Manado, dan Kota Tomohon.

Karena menjadi suku bangsa terbesar di provinsi ini, maka orang Minahasa seringkali dikenal atau disebut sebagai orang Manado.

Asal Usul Suku Minahasa

Dilansir dari laman Kemendikbud, terdapat beberapa teori tentang asal usul dari Suku Minahasa.

A.L.C Baekman dan M.B Van Der Jack berpendapat bahwa orang Minahasa berasal dari ras Mongolscheplooi yang memiliki keterkaitan dengan orang Jepang dan Mongol yang memiliki lipit Mongolia yang menyebar ke Tanah Minahasa.

Ada persamaan antara orang Minahasa dengan Mongol disebut dapat terlihat dari sistem kepercayaan yaitu agama asli Minahasa Alifuru menyerupai praktek Shamanisme Mongol, dan mengenal juga pemimpin agama Walian.

Persamaan lain adalah orang Suku Minahasa tergolong suatu bangsa yang tidak memiliki sistem kerajaan, namun menganut sistem di mana pemimpin-pemimpin kelompok yang terpilih adalah yang terkuat dalam kelompok tersebut.

Ada pula versi cerita turun temurun mengenai legenda Toar Lumimuut yang sejalan dengan pendapat di atas.

Diceritakan bahwa Lumimuut adalah putri kaisar Tiongkok yang menjalin hubungan dengan panglima perang dari Mongol yang bernama Toar.

Karena hubungan tersebut tidak direstui maka sang putri diusir menuju tanah Minahasa, namun mereka kembali bertemu dan dinikahkan oleh seorang pendamping Lumimuut yang dikirim pihak kerajaan.

Keturunan Toar dan Lumimuut ini yang dipercaya menjadi orang Minahasa yang ada sekarang ini.

Adapun nama Minahasa pertama kali muncul dalam laporan Residen J.D Schierstein tentang perdamaian yang telah dilakukan oleh kelompok sub-etnik Bantik dan Tombulu (Tateli); demikian pula antara kelompok sub-etnik Tondano dan Tonsawang.

Ciri-ciri Suku Minahasa

Ciri khas Suku Minahasa dapat diamati dari cara hidup serta hasil budaya yang masih dapat diamati hingga saat ini.

Dilansir dari laman Gramedia, masyarakat Minahasa dalam kesehariannya menggunakan berbagai bahasa daerah, mulai dari bahasa Manado, Tombulu, Tonsawang, Tonsea, dan bahasa Tontemboan.

Suku Minahasa memiliki rumah adat bernama Rumah Walewangko atau rumah pewaris, yaitu rumah panggung yang terbuat dari kayu.

Sedangkan pakaian adat khas Minahasa terdiri dari pakaian karai untuk laki-laki dan wuyang untuk perempuan.

Tradisi Suku Minahasa

Suku Minahasa dikenal memiliki berbagai tradisi, beberapa di antaranya cukup khas dan terkenal akan keunikannya. Berikut adalah beberapa diantaranya.

1. Mapalus

Mapalus adalah perayaan yang dilakukan masyarakat minahasa sebagai bentuk rasa kebersamaan dan gotong royong.

Dikutip dari laman Kemendikbud, kegiatan mapalus dilakukan dengan berbagai macam kegiatan mulai dari pembukaan kebun baru, membersihkan kebun, memanen hasil pertanian, hingga membantu dalam pemasangan rumah panggung.

Kegiatan mapalus yang dilakukan oleh kelompok masyarakat beragam, sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan kelompok mapalus yang ada pada suatu daerah.

Kegiatan mapalus ­­umumnya memiliki tujuan untuk saling membantu satu sama lain baik dalam suasana senang (ucapan syukur atas hasil bumi), maupun dalam suasana duka (meninggal dunia).

2. Tradisi Toki Pintu

Toki Pintu merupakan upacara adat dalam sebuah pernikahan suku Minahasa yang memiliki arti mnegetuk pintu.

Tradisi Toki pintu yang dilakukan dalam masyarakat yang mayoritas memeluk agama Kristen Protestan dilakukan dengan makan malam dan acara kebaktian.

Dilansir dari Tribun Manado, tradisi Toki Pintu diawali dengan memastikan bahwa kediaman pengantin wanita dalam keadaan sepi dan sunyi.

Lalu rombongan pengantin pria menghampiri kediaman mempelai wanita dipimpin oleh seorang wali dengan membawa mas kawin.

Lalu wali pihak pria akan mengetuk pintu tiga kali, pada ketukan ketiga pintu akan dibuka, dan disambut oleh wali pengantin wanita.

Setelah itu diadakan dialog dalam bahasa daerah Minahasa.

Kemudian Pengantin pria mengetuk pintu kamar pengantin wanita, dan baru pada ketukan ketiga pengantin wanita keluar dari kamar.

Setelah itu barulah mas kawin yang dibawa diserahkan kepada perwakilan pihak pengantin wanita.

3. Tari Kabasaran

Tari Kabasaran atau dikenal juga sebagai Kawasaran memiliki arti sebagai orang yang kuat, disegani, ditakuti dan berkuasa.

Tari Kabasaran menggunakan properti tari berupa persenjataan yang digunakan dalam perang, seperti pedang atau tombak.

Tarian tradisional tersebut sudah ada sejak abad ke-16 yang menggambarkan semangat patriotik rakyat Minahasa dalam membela dan mempertahankan tanah Minahasa dari ancaman musuh.

4. Waruga

Waruga merupakan kuburan batu kuno yang merupakan hasil kebudayaan masyarakat Minahasa di masa lampau.

Diperkirakan, waruga merupakan sistem pemakaman zaman megalitikum yang berlangsung sekitar 1500 SM.

Waruga berasal dari dua kata dalam bahasa Tombulu, yakni wale yang memiliki makna rumah, dan ruga yang berarti hancur atau terbongkar.

Nama Waruga didasarkan pada bentuknya yang mirip dengan rumah penghancur jasad atau tempat untuk melakukan kremasi.

Kuburan-kuburan batu waruga tersebut tersusun dari dua buah batu berbentuk kotak dan segitiga.

Bagian atas waruga berfungsi sebagai penutup kubur, sementara bagian bawahnya berfungsi sebagai tempat jenazah.

Batu yang digunakan untuk waruga adalah jenis batu lava basal yang diambil dari letusan Gunung Klabat dan Gunung Lokon.

Penggunaan batu dari kedua gunung tersebut disengaja karena akan menjadi kuat dan keras apabila diletakkan di tempat yang terbuka.

Sumber:
kompas.com (Penulis: Lukman Hadi Subroto | Editor: Ari Welianto, Widya Lestari Ningsih)
kebudayaan.kemdikbud.go.id
warisanbudaya.kemdikbud.go.id
gramedia.com
tribunmanadowiki.tribunnews.com

https://makassar.kompas.com/read/2022/09/03/170128178/mengenal-suku-minahasa-dari-asal-usul-hingga-tradisi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke