Harga Bahan Rehab Masjid di Luwu Ini Diduga Digelembungkan, Tripleks Selembar Rp 700.000, Polisi Turun Tangan

KOMPAS.com - Harga sejumlah material bangunan untuk merehab kubah Masjid Agung Belopa, Luwu, Sulawesi Selatan, diduga digelembungkan.

Kasus ini menjadi sorotan oleh jemaah masjid itu sendiri. 

DPRD Luwu Arifin Wajuanna sekaligus Ketua III Panitia Pembangunan Masjid Agung mengungkapkan, contoh kejanggalan terdapat pada harga 50 lembar tripleks ukuran 3ml senilai Rp 35 juta.

"Kalau 50 lembar tripleks 3 ml dengan nilai Rp 35 juta, artinya per lembarnya seharga Rp 700.000," kata Arifin, seperti dilansir dari Tribunnews.com, Jumat (19/8/2022).

Harga selembar tripleks itu dinilainya tidak masuk akal.

"Kami cek di toko bangunan, harga tertinggi untuk tripleks 3 ml hanya Rp 55.000," kata dia.

Dirinya juga mempersoalkan material pada leher kubah masjid yang hanya menggunakan besi pelat tipis.

Harganya pun mencapai Rp 322 juta.

"Dari beberapa temuan kasat mata kami itu, makin menguatkan dugaan kami adanya markup, dan berharap polisi atau jaksa bisa turun melakukan penyelidikan," tutur dia.

Polres Luwu memastikan menyelidiki dugaan penggelembungan pada proyek pembangunan lanjutan kubah Masjid Agung Belopa di Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan.

Penyidik tindak pidana korupsi Polres Luwu sedang melakukan penyelidikan.

Polisi masih melakukan klarifikasi terhadap sejumlah orang yang diduga terlibat dalam proyek ini.

"Sampai saat ini kami masih melakukan klarifikasi kepada pihak-pihak yang terkait," kata Kasat Reskrim Polres Luwu, AKP Jon Paerunan, Kamis (18/8/2022).

Selain itu, polisi juga bersurat ke Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Sulawesi Selatan supaya turun melakukan Perhitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN) pada proyek yang bersumber dari dana hibah Pemprov Sulsel senilai Rp 2 miliar itu.

---------------------

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul, "Diduga Ada Mark Up Pembelian Bahan Rehab Kubah Masjid di Luwu, Triplek Dibeli Rp 700 Ribu Selembar" (TRIBUN TIMUR/CHALIK MAWARDI)