Salin Artikel

Remaja Melahirkan di WC Umum, Ari-ari Ditemukan di Laut, Sosok Diduga Janin Ada di Tumpukan Sampah

Peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu (7/8/2022). Saat ditemukan, I dalam kondisi lemas dan darah keluar dari pahanya. Diduga I baru saja melahirkan.

I diketahui belum menikah. Ia selama ini tinggal bersama orangtuanya di sebuah gardu di area pasar.

Hal tersebut diungkapkan AKP Deki Marizali, Kasat Reskrim Polres Parepare.

"Dari laporan warga, mereka menemukan 18 tahun dalam kondisi lemas dalam WC umum pasar. Dalam WC, I ditemukan lemas dengan bersimbah darah yang keluar dari kedua belah pahanya," kata Deki, Sabtu.

Ari-ari ditemukan di laut

Deki mengatakan polisi dan warga mencari bayi yang dilahirkan oleh I. Bahkan mereka menggali saluran air dibantu oleh pemadam kebakaran sekitar.

Saat melakukan pencarian, petugas menemukan diduga ari-ari di laut yang tak jauh dari WC tempat I melahirkan.

"Setelah melakukan pencarian dengan cara menggali saluran WC dibantu Damkar Parepare dan warga pasar, kita menemukan diduga ari-ari dari bayi I di laut tak jauh dari WC tempat ia melahirkan," jelas Deki.

Deki mengatakan, I diduga melahirkan di usia kandungan 8 bulan. Hal tersebut dibuktikan dari hasil pemeriksaan dokter yang dikunjungi I beberapa bukan lalu.

"Kita juga telah menemukan bukti hasil pemeriksaan dokter bahwa I telah memeriksakan kandungannya di rumah sakit bulan lalu," papar Deki.

Namun dari keterangan warga, perut I membesar dengan isu terserang tumor di bagian perut.

Polisi masih terus melakukan pencarian bayi I yang diduga dibuang. Polisi telah memeriksa sejumlah saksi termasuk kedua orangtua I.

"Kondisi korban masih dalam keadaan lemas di rumah sakit. Kita belum bisa mengambil keterangan I," terang Deki.

Diduga bayi I ditemukan ditumpukan sampah

Setelah melakukan pencarian, polisi menemukan sosok mayat bayi yang dilahirkan I di tempat sampah pada Selasa (9/8/2022).

Lokasi pembuangan diduga bayi I tersebut adalah tempat sampah dekat laut yang tak jauh dari lokasi WC tempat I melahirkan.

Deki mengatakan untuk memastikan mayat bayi tersebut adalah anak I, pihaknya meminta bantuan tim forensik Polda Sulawesi Selatan.

"Kita belum bisa memastikan apakah benda yang ditemukan di itu adalah janin atau bayi Ibu I atau bukan. Kita tunggu dulu hasil pemeriksaan tim Forensik," papar Deki.

Selain itu polisi mengumpulkan informasi apakah I melahirkan sendiri atau dibantu orang lain.

Menurut Deki, saat ditemukan I dalam kondisi lemas dengan darah keluar dari pangkal paha. Sementara ari-ari ditemukan di lautt.

Pihak berwenang menduga, bayi tersebut dibuang ke tempat sampah tak jauh dari ari-ari, dan diangkut ke Tempat Penampungan Akhir (TPA) Kota Parepare.

"Kita masih melakukan pendalaman atas kasus itu, kini kondisi korban masih lemas," ungkap Deki.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Suddin Syamsuddin | Editor : Ardi Priyatno Utomo)

https://makassar.kompas.com/read/2022/08/09/132500778/remaja-melahirkan-di-wc-umum-ari-ari-ditemukan-di-laut-sosok-diduga-janin

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com