Salin Artikel

“Satu Desa, Satu Sarjana”, Program Beasiswa Kuliah di Kabupaten Gowa yang Pakai Dana Desa

“Saya selalu katakan bahwa kekuatan satu daerah, kekuatan suatu bangsa dan negara itu bukan ditentukan karena sumber daya alamnya tapi karena manusianya. Jadi kalau kita membangun sumber daya manusianya yang kuat maka insyaallah, dengan kualitas yang baik maka daerah itu pasti akan maju,” katanya di Kantor Kompas.com Jakarta, Kamis (21/7/2022).

Dari sekian banyak program pendidikan, Adnan mengaku baru saja meluncurkan “Satu Sarjana, Satu Desa”. Dia mengatakan bahwa “Satu Desa, Satu Sarjana” merupakan program kolaborasi dengan seluruh kepala desa dan lurah.

“Kenapa? Sekarang desa itu kan ada dana desa. Dana desa itu bisa dipakai untuk dua. Satu untuk pertumbuhan ekonomi. Yang kedua adalah peningkatan sumber daya manusia,” ungkapnya.

Dia menyebut selama ini dana desa lebih banyak difokuskan untuk membangun infrastruktur pendidikan saja. Dia mengatakan melalui program “Satu Sarjana, Satu Desa” mengarakan alokasi dana desa untuk pemberian beasiswa.

“Maka kita arahkan kepada kepala desa, saya hanya minta Rp 20 juta saja per tahun untuk dialihkan menjadi beasiswa pendidikan,” tuturnya.

Dia mengungkapkan bahwa beasiswa kuliah dari dana desa itu diberikan bagi anak-anak berprestasi dan kurang mampu yang ingin berkuliah di wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel).

“Jadi kita kolaborasinya, anak-anak berprestasi Kabupaten Gowa yang mau berkuliah di universitas terbaik di Indonesia, di luar Sulsel itu dibiayai dana kabupaten,” ujarnya.

“Tapi kalau anak-anak berprestasi yang mau kuliah di Makassar saja, itu memakai dana desa atau dana kelurahan,” lanjutnya.

Adnan mengungkapkan bahwa dengan alokasi Rp 20 juta sudah bisa membiayai dua orang untuk satu tahun.

“Jadi kalau dua orang dikali kabupaten Gowa itu 167 desa dan kelurahan berarti ada 334 anak-anak berprestasi yang kita kuliahkan. Yang selama ini SDMnya bagus tapi tak punya biaaya maka kita kolaborasikan,” katanya.

Syarat untuk beasiswa ini adalah harus berdomisili di Kabupaten Gowa. Selain itu harus berprestasi dan ada surat keterangan tidak mampu.

“Kita berharap ke depan, Kabupaten Gowa memiliki SDM yang berkualitas dan unggul,” katanya.

Dia mengakui investasi pendidikan membutuhkan waktu yang cukup lama. Dalam hal ini sangat berbeda dengan investasi di sektor infrastruktur.

“Membangun infrastruktur bisa selesai dalam waktu satu, dua tahun hasilnya terlihat dan bisa dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat yang ada. Tapi kalau pendidikan butuh waktu yang lama. Indikatornya panjang 15 sampai dengan 20 tahun,” paparnya.

“Tapi minimal investasi yang kita lakukan hari ini, itu untuk kehidupan anak cucu dan keponakan kita,” pungkasnya.

https://makassar.kompas.com/read/2022/07/22/075124778/satu-desa-satu-sarjana-program-beasiswa-kuliah-di-kabupaten-gowa-yang-pakai

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke