Salin Artikel

Bangun Dunia Baru Lewat Makaverse, Wali Kota Makassar: Avatar yang Melayani Publik

“Kami ingin membangun sebuah dunia baru yang menduplikasi Makassar masuk ke dunia metaverse yang kami namakan Makassar Metaverse atau Makaverse,” uajrnya dilansir dari Nusaraya, di Kanal Youtube Kompas.com, Senin (27/6/2022).

“Saya ingin Makaverse ini jadi legacy saya di periode kedua ini,” lanjutnya.

Dia mengungkapkan melalui Makaverse ini, pelayanan publik di Kota Makassar nantinya akan dilayani avatar. Hal tersebut memungkinkan masyarakat untuk bisa mengakses pelayanan publik setiap saat.

“Paling tidak kalau Makaverse hadir, pelayanan publik itu 24 jam sehari dan 7 hari dalam satu minggu. Setelah orangnya istirahat, avatar yang melayani rakyat. (pelayanan publik) pakai avatar,” ujarnya.

Terkait persiapannya, Danny mengungkapkan sedang membangun big data. Selain itu juga dipersiapkan konten-konten apa saja yang ada di Makaverse.

“Ada 66 konten. Kita bangun big data dulu. QR Code satu kota. QR Code semua rumah, jalan, kendaraan. Paling tidak basic-nya itu. Buka rekening dengan QR code, join digital payment,” katanya.

Danny menjelaskan konten yang disiapkan di Makaverse adalah yang bermanfaat bagi masyarakat. Dia menegaskan bahwa konsep metaverse tidak hanya sekadar menggunakan oculus semata.

“Kalau sudah pakai oculus sudah metaverse, padahal tidak begitu. Intinya teknologi harus bermanfaat,” ungkapnya.

Dia mengungkapkan salah satu konten yang dipersiapkan dalam Makaverse adalah pelayanan di bidang kesehatan. Menurutnya melalui Makaverse diagnosa kesehatan bisa dilakukan lebih praktis dan teliti dibanding dengan saat ini.

“Kita selama ini mendiagnosa kesehatan sangat manual dan tidak teliti. (misalnya) bapak sakit apa? Sakit kepala. Padahal sakit di kanan, di kiri sakitnya beda, depan belakang juga beda. Leher dan bagian atas beda,” ujarnya.

“(nantinya) begitu kalau kurang sehat tinggal foto langsung ada pelacak wajah, langsung ketahuan identitas, langsung keluar avatarnya. Nanti AI (artificial intelligence) akan mengolahnya. Kemungkinan sakitnya langsung muncul,” paparnya.

Bahkan Danny mengungkapkan akan memulai satu konten Makaverse pada bulan Agustus mendatang.

“17 agustus mulai me-lauching konten metaverse sederhana. Nah, sebelum ke Makassar pariwisatanya, oh mau makan ini, di mana lokasinya pakai virtual. Kami akan launching 17 Agustus,” katanya.

Dia pun mengakui bahwa mengenalkan hal baru kepada masyarakat tidaklah mudah. Namun hal ini merupakan bagian dari pandemi bahwa untuk unggul diperlukan faktor kecepatan dan adaptif.

“Jawabannya metaverse. Kami ingin buat Makassar unggul, masuk ke dunia baru. (kami) sudah menancapkan benderanya. Dan alhamdulilah setelah sosialisasi dengan bantuan Group WIR, lahir 66 ide konten,” pungkasnya.

https://makassar.kompas.com/read/2022/06/27/062924878/bangun-dunia-baru-lewat-makaverse-wali-kota-makassar-avatar-yang-melayani

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com