Salin Artikel

Mencari 15 Penumpang KM Ladang Pertiwi

Informasi tenggelamnya Ladang Pertiwi baru diketahui oleh Basarnas pada Sabtu (28/5/2022).

Setelah 10 hari, pencarian tehadap KM Ladang bermuatan resmi dihentikan pada Senin (6/6/2022). Tercatat ada 15 penumpan yang belum ditemukan dari 50 orang yang ada di atas kapal.

Sementara 31 orang dinyatakan selamat dan 4 orang ditemukan tewas.

Angin kencang dan mesin mati

KM Ladang Pertiwi hilang saat berlayar dari Pelabuhan Paotere Makassar pada Rabu (25/5/2022) malam menuju Pulau Kalmas Pamantauang, Kabupaten Pangkep.

Kantor Syahbandar Makassar mengatakan KM Ladang Pertiwi 02 bukan kapal yang diizinkan mengangkut penumpang dan tak memiliki izin berlayar.

Saat bersandar di Pelabuhan Paotere Makassar atau saat berangka, KM Ladang Pertiwi disebut tidak melapor.

Juragan KM Ladang Pertiwi 02, Supriadi bercerita saat berangkat, cuaca cerah dan kapal dalam kondisi baik.

Namun kapal tersebut tenggelam saat melintasi Pulau Kalakuang sekitar 8 mile dari Pulai Pamantauan.

Saat itu semua mesin kapal mati, termasuk dua mesin pompa air. Di saat bersamaan angin bertiup kencang dan ombak semakin tinggi.

Sebagian besar penumpang yang terdiri dari anak dan perempuan memilih berada di dalam kamar menunggu kondisi membaik.

Di saat bersamaan, ombak besar mengempas kapal. Gempuran ombak terus menerus membuat kapal tenggelam.

Salah satu penumpang selamat, Naharuddin (64) mengaku sempat melompat sebelum kapal tenggelam dan mengenak pelampung.

Sementara penumpang selamat lainnya, Irawan (32) bertahan bersama ibu dan adiknya mengapun sambil memegang jeriken dan sejumlah gabus.

Ia kemudian diselamatkan kapal Tugboat dari Banjarmasin yang melintas menuju Morowali.

Penumpang lainya, Suparman dan istrinya, Danrah juga ditemukan selamat setelah 5 hari bertahan di lautan. Mereka menggunakan kotak gabus untuk mengapung.

Mereka ditemukan sebuah kapal yang melintas dan dievakusi ke KRI Sultan Hasanuddin untuk dibawa ke Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Damrah mengaku selama 5 hari di lautan, ia serta suaminya tak makan dan minum.

“Empat malam lima hari. Bertahan di atas gabus, berdua sama bapak. Tidak makan dan minum sama sekali,” ucapnya.

Karena tak makan dan minum, tubuh Damrah dan Suparman lepas sehingga harus digendong saat akan naik ke kepal.

“Saat dapat pertolongan, lumpuh badanku sama bapak. Tidak ada (yang bisa digerakkan),” ungkapnya.

"Segala upaya telah dilakukan dengan mengerahkan puluhan alat utama (Alut) baik kapal laut, hingga helikopter. Operasi SAR gabungan dilakukan selama 7 hari dan kemudian diperpanjang 3 hari, namun 15 orang hilang belum juga ditemukan. Sehingga, operasi SAR ini dinyatakan ditutup," katanya.

Meski operasi SAR gabungan telah ditutup, diimbau kepada seluruh kapal yang melintas di perairan Pulau Pammantauang agar melaporkan jika menemukan sesuatu yang berkaitan dengan KM Ladang Pertiwi.

"Kami mewakili tim SAR gabungan mengucapkan turut berbela sungkawa kepada pihak keluarga korban dan diberikan ketabahan," ucapnya.

Dengan ditutupnya operasi SAR gabungan KM Ladang Pertiwi, sambung Djunaidi, seluruh personel dan Alut ditarik.

"Kita juga mengimbau kepada pemilik atau nahkoda kapal agar berhati-hati jika melakukan pelayaran dan bahkan membawa penumpang. Kami meminta supaya melengkapi peralatan keselamatan jika melakukan pelayaran," tambahnya.

Sementara itu setelah memeriksa 15 orang saksi, penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Sulsel akhirnya menetapkan H Syaiful, pemilik dan Supriadi, nakhoda atau juragan KM Ladang Pertiwi 02 sebagai tersangka.

Supriadi saat ini ditahan di Rutan Polda Sulsel, sementara H Syaiful tidak ditahan karena ancaman hukumannya di bawah lima tahun penjara.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Hendra Cipto | Editor : Ardi Priyatno Utomo, Robertus Belarminus, Dita Angga Rusiana, Khairina)

https://makassar.kompas.com/read/2022/06/07/123200278/mencari-15-penumpang-km-ladang-pertiwi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke