Salin Artikel

Kepanikan di Selat Makassar, KM Ladang Pertiwi Tenggelam, 15 Orang Hilang

Informasi tenggelamnya Ladang Pertiwi baru diketahui oleh Basarnas pada Sabtu (28/5/2022).

Kapal motor dengan warna lambung kuning, putih abu-abu itu hilang saat berlayar dari Pelabuhan Paotere Makassar menuju Pulau Kalmas Pamantauang, Kabupaten Pangkep.

Awalnya jumlah penumpang Ladang Pertiwi diperkitakan 42 orang. Namun dari hasil pemeriksaan nahkoda, ABK dan penumpang selamat, KM Ladang Pertiwi 02 ternyata membawa 50 orang.

Kantor Syahbandar Makassar mengatakan KM Ladang Pertiwi 02 bukan kapal yang diizinkan mengangkut penumpang dan tak memiliki izin berlayar.

Saat bersandar di Pelabuhan Paotere Makassar, KM Ladang Pertiwi disebut tidak melapor. . Begitu pun saat akan berangkat pada 25 Mei 2022 lalu, pihak Syahbandar tidak mengetahuinya.

Angin kencang dan mesin mati

Juragan KM Ladang Pertiwi 02, Supriadi bercerita kapal miliknya tenggelam saat melintasi Pulau Kalakuang sekitar 8 mile dari Pulau Pamantauan.

Menurutnya saat berangkat dari Pelabuhan Paotere Makassar, kondisi kapalnya baik dan cuaca bagus.

Namun saat berada di Selat Makassar dalam perjalanan ke Pulau Pamantauang, semua mesin kapal mati termasuk 2 mesin pompa air.

Supriadi bercerita saat itu angin betiup sangat kencang. Menurutnya ia sempat memerintahkan ABK dan penumpang untuk sediakan alat pelampung.

"Saat itu angin kencang, tiba-tiba mati mesin kapal, 2 mesin pompa air mati. Jadi, tidak bisa hidup, baku lawan ombak di sampingnya. Saat kapal mau tenggelam, saya berteriak ke ABK sama penumpang sedia alat pelampung, gabus dan tripleks," ujar Supriadi, dalam konfrensi pers yang digelar Basarnas Sulsel di atas KN SAR Kamajaya, pada Selasa (31/5/2022).

Suparidi mengaku tak tahu persis jumlah penumpang dan memperkirakan ada 31 orang penupang.

"Perkiraan saya itu penumpang ada 31, tapi yang di bilang pak desa 51orang. Itu catatannya dulu pak desa," sebut dia.

Ditemui di sebuah kamar penginapan di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, Minggu (29/5/2022), Naharuddin menilai apa yang terjadi terhadap dirinya merupakan sebuah mukjizat.

Ia bertahan 30 jam di laut dengan memeluk karung kerupuk.

"Karung kerupuk itu yang membantu saya terus mengapung hingga ditemukan. Pelampung yang saya pakai sudah robek dan tak bisa lagi berfungsi," katanya.

Ia bercerita KM Ladang Pertiwi 02 berangkat pada Rabu petang. Saat melewati Kepulauan Pangkep, cuaca terlihat tak bagus. Namun kapal terus berlayar.

Menurutnya kapal tersebut mmebuat berbagai barang kebutuhan pokok serta bahan untuk pembuatan menara salah satu operator telepon seluler.

Keesokan harinya, Kamis (26/5/2022) sekitar pukul 08.00 Wita, kapal mengalami kerusakan mesin.

Di saat bersamaan, ombak mengempas kapal. Awalnya ombak sekitar 1 meter dan mesin kapal yang diperbaiki tak bisa hidup. Ia pun segera mengambil pelampung untuk situasi terburuk.

Ia melihat puluhan penumpang lain terutama perempuan dan anak masih berbaring di kamar menunggu kapal membaik. Di antaranya adalah anak dan cucu Naharuddin.

Dia mencoba mengajak semuanya keluar, namun sebagian besar memilih bertahan di dalam kapal. Tak lama, saat ia berdiri di atas geladak, ombak besar setinggi 3 meter menerjang kapal dan ia pun spontan melompat ke laut.

"Saya tak tahu lagi penumpang lain, termasuk anak dan cucu saya. Di sekitar saya saat itu delapan penumpang lain juga ikut melompat. Ada yang memegang gabus, karung roti, ada yang pakai papan,” katanya.

Gempuran ombak terus menerus membuat bagian depan kapal tenggelam. Setelah melompat dan berbalik, ia melihat kapal tenggelam.

Menurut dia, posisi saat kapal menungging hingga tenggelam seperti adegan pada film Titanic.

Bedanya, bagian tengah kapal tak patah, tetapi tenggelam utuh. Sialnya lagi, pelampung yang dipakai Naharuddin sudah tak layak sehingga sobek di laut.

Ia pun meraih karung berisi kerupuk di sebelahnya dan memeluknya sepanjang pagi hingga siang keesokan harinya. Pada Jumat (27/5/2022), ia ditemukan oleh Kapal TB Max bersama delapan penumpang lainnya.

"Mesin kapal tiba-tiba mati. Di saat bersamaan ada ombak setinggi 3 meter langsung menghantam kapal. Mesin tidak mau menyala meski sudah berusaha diperbaiki. Ombak juga menghantam, sehingga kapal sampai oleng dan tenggelam," ungkapnya, Senin (30/5/2022).

Saat kapal oleng dan tenggelam, Irwan mengaku bersama ibu dan adiknya langsung meloncat ke laut sambil memegang jeriken agar tetap mengapung.

Tak hanya jeriken, dia juga menjadikan sejumlah gabus sebagai pelampung.

"Saya langsung melompat agar tidak terpisah dengan ibu dan adik. Ombak 3 meter juga terus menghantam kami," tuturnya.

Setelah beberapa lama mengapung dengan jeriken, akhirnya dirinya tertolong saat kapal Tugboat dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) ke Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng) melintas.

Ia dan 10 orang lainnya dievakuasi ke Pulau Sanrobone, Kabupaen Takalar.

Penumpang lain yang selamat, Aco bercerita semua penumpang berusaha menyelamatkan diri dengan memegang benda-benda yang mengapung.

"Sekitar 30 jam terombang-ambing, kami pun terpisah-pisah terbawa ombak. Jadi terbagi-bagi diselamatkan oleh kapal yang melintas. Kami juga bisa bertahan hidup dengan makanan instan seperti roti, mi instan yang mengapung," tandasnya.

Aco menambahkan, KM Ladang Pertiwi 02 bukanlah kapal nelayan. Melainkan kapal yang sudah lama membawa penumpang dan bahan-bahan kebutuhan warga pulau di Kabupaten Pangkep.

"Itu kapal sudah dari dulu bawa penumpang dan barang-barang kebutuhan warga pulau. Jadi bukan kapal nelayan," bantahnya.

Helikopter H-321 diterbangkan dari Skadron Udara 6 Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Atang Sendjaya, Bogor, Jawa Barat dan dipiloti Kapten Pnb Fahmi Mirza.

Selain TNI AU, TNI AL turut mengerahkan sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista) dalam pencarian korban kapal tenggelam tersebut.

Alutsista tersebut terdiri atas Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Sultan Hasanuddin-366, KRI Malahayati-362, KRI Mandau-621, KRI Pulau Rupat-712 dan Kapal Angkatan Laut (KAL) Suluh Pari II-6-60, dan Pesawat Udara (Pesud) Cassa U-6207.

Hingga Jumat (3/5/2022) siang, ada 16 penumpang yang masih hilang .

Sesuai SOP Basarnas dalam melakukan operasi SAR, pencarian korban maksimal dilakukan selama 7 hari.

Kepala Basarnas Sulsel Djunaidi dalam keterangan persnya, Jumat (3/6/2022) mengatakan, atas segala pertimbangan yang ada operasi SAR diperpanjang hingga 3 hari pencarian.

"Atas berbagai pertimbangan, terutama dengan 16 korban yang belum ditemukan, karenanya Operasi SAR akan kami perpanjang hingga tiga hari ke depan," ujar SAR Mission Coordinator pada operasi SAR Ladang Pertiwi 02 Djunaidi, di landasan heli Polda Sulsel .

Pada Jumat sore, nelayan menemukan satu mayat perempuan di sekitar Pulau Pamantuang yang belum diketahui identitasnya.

Hingga Jumat malam, total korban yang ditemukan sebanyak 35 orang. 31 orang ditemukan dalam keadaan selamat dan empat orang ditemukan meninggal dunia.

Sedangkan 15 korban lainnya masih dalam pencarian.

Sementara itu setelah memeriksa 15 orang saksi, penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Sulsel akhirnya menetapkan H Syaiful, pemilik dan Supriadi, nakhoda atau juragan KM Ladang Pertiwi 02 sebagai tersangka.

Supriadi saat ini ditahan di Rutan Polda Sulsel, sementara H Syaiful tidak ditahan karena ancaman hukumannya di bawah lima tahun penjara.

Supriadi selaku nakhoda kapal melanggar Pasal 323 yang berbunyi: Nakhoda yang berlayar tanpa memiliki surat persetujuan berlayar yang dikeluarkan oleh Syahbandar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 219 ayat (1) dipidana penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp 600.000.000.

Sementara tersangka H Syaiful dikenakan pasal 310 yang berbunyi: Setiap orang yang mempekerjakan awak kapal tanpa memenuhi persyaratan kualifikasi dan kompetensi sebagaimana dimaksud dalam pasal 135 dipidana penjara paling lama 2 tahun dan denda paling banyak Rp 300.000.000.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Hendra Cipto | Editor : Robertus Belarminus, Dita Angga Rusiana, Khairina)

https://makassar.kompas.com/read/2022/06/04/083800978/kepanikan-di-selat-makassar-km-ladang-pertiwi-tenggelam-15-orang-hilang

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke