Salin Artikel

Sudah Setahun, Siswa SMKN 8 Luwu Utara Ini Jual Siomai di Sekolah

Mengenakan pakaian putih abu-abu, dasi, membawa sebuah kendaraan bermotor roda dua dilengkapi wadah persegi empat 2 buah di bagian belakang motor, kompor beserta tabung gas dan bumbu siomai, Diki dengan wajah cerah ceria menjual siomai di sekolahnya.

Pagi hari, Diki harus berkemas menyiapkan jualan siomai untuk dijual di sekolah, yang jarak rumah dan sekolahnya berkisar 4 kilometer.

Usaha siomai yang digelutinya sudah berjalan satu tahun, sejak duduk di bangku kelas X, hal itu dilakukan demi menghidupi keluarganya.

Setiap harinya, Diki tak lagi berpikir tentang waktu di luar sekolah untuk bermain yang tidak ada gunanya, melainkan memanfaatkan waktunya untuk berusaha. 

“Saya mulai berjualan siomai sejak satu tahun lalu, syukur alhamdulillah jualan saya berjalan dan selalu laris terjual,” kata Diki, saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa (8/2/2022).

Selain berjualan di sekolah, Diki juga menjual dagangan di kampungnya di Desa Mario, Kecamatan Baebunta.

“Kalau sudah istirahat di sekolah lanjut berjualan, begitu pun setelah pulang sekolah, sore setelah istirahat sedikit saya kembali berjualan keliling kampung,” ucap Diki.

Di sekolah, Diki menjual siomai 200 hingga 300 biji, dengan harga Rp 1.000 per biji dan umumnya laris terjual.

“Lumayanlah hasilnya, anak-anak sekolah dasar kalau beli siomai antara 2 sampai 5 biji, kalau di sekolah tidak habis dilanjutkan di kampung-kampung,” ujar Diki.

“Cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan membeli bahan siomai, yang utama adalah membantu ekonomi keluarga, saya saat ini tinggal bersama ibu yang bekerja sebagai petani jeruk nipis,” tambah Diki.

Ide berjualan berangkat dari saudaranya yang sudah dari awal berjualan, setelah beberapa hari memperhatikan kakaknya, Diki pun mencoba untuk berjualan.

“Awalnya kakak saya yang berjualan. Saat itu saya malu melihat kaka saya berjualan, tetapi beberapa hari kemudian tiba-tiba saya mau juga berjualan karena saya berpikir saya juga perlu membantu keluarga, nah mulai saat itulah saya belajar berjualan, saya jualan mulai di sekolah,” tutur Diki.

Salah seorang guru SMKN 8 Luwu Utara, Saheriah, mengatakan, Diki memang menggeluti usahanya setiap hari dan berbeda dengan temannya.

“Saya perhatikan dulunya Diki selalu mengisi Lab bengkel, karena memang dia di jurusan teknik sepeda motor (TSM). Kalau jam belajar sudah selesai di sekolah atau jam pulang, ia langsung pulang ke rumahnya, memang dia memang jarang kumpul-kumpul untuk bermain walaupun dia cukup akrab dengan temannya, dan setahun terakhir aktif berjualan siomai,” jelas Saheriah, guru PPKn.

Saheriah mengatakan, nilai akademik Diki di sekolah normal-normal saja dan tidak ada yang menonjol. Meski demikian, ia tetap rajin ke sekolah sambil menggeluti usahanya.

“Memang kadang kala agak terlambat beberapa menit tiba di sekolah, karena ia mengurusi jualannya. Biasa saya lihat kalau adonan siomainya sudah ada dia jualan, tapi kalau adonannya belum jadi, dia tidak menjual,” imbuh Saheriah.

https://makassar.kompas.com/read/2022/02/09/054200978/sudah-setahun-siswa-smkn-8-luwu-utara-ini-jual-siomai-di-sekolah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke