Salin Artikel

Asal-usul Mandau, Senjata Tradisional Suku Dayak yang Terbuat dari Batu

Salah satu kebudayaan Suku Dayak dapat dilihat dari senjata tradisional mereka yang disebut Mandau.

Berbeda dengan senjata tradisional pada umumnya yang terbuat dari logam, Mandau ini terbuat dari batu manikei.

Bagi masyarakat Dayak, Mandau bukan sekadar senjata belaka. Ia juga menjadi simbol kehormatan dan jati diri pemiliknya.

Sejarah Mandau

Mandau merupakan senjata pusaka Dayak yang diwariskan secara turun-temurun kepada generasi berikutnya.

Selain sebagai senjata pusakan, Mandau juga sellau menemani keseharian masyarakat Dayak, seperti untuk memotong daging, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.

Di masa lalu, Mandau dibuat dengan teknik sederhana sehingga menghasilkan senjata yang sedikit kasar.

Namun seiring berjalannya waktu, pembuatan Mandau dilakukan dengan cara yang lebih baik dan menghasilkan senjata yang berkualitas tinggi.

Mandau dibuat oleh seorang pandai yang disebut dengan nama Peneraat.

Senjata tradisional ini juga menjadi saksi peperangan antarsuku yang terjadi di kalangan masyarakat Dayak.

Selai itu, Mandau juga menjadi senjata Suku Dayak saat berjuang melawan penjajahan baik Belanda maupun Jepang.

Mandau sangat kental unsur magisnya. Hal ini konon membuat tentara Belanda dan Jepang lari terbirit-birit saat berhadapan dengan senjata yang satu ini.

Seperti disinggung sebelumnya, Mandau terbuat dari batu khusus yang berjenis mantikei. Batu ini memiliki unsur besi yang dominan.

Namun di masa modern, Mandau juga diproduksi dari bahan logam. Hanya Mandau asli dan tua yang menggunakan batu mantikei.

Meski sebagai senjata, Mandau juga menjadi simbol ksatria, penjaga, tanggung jawab, dan persaudaraan bagi masyarakat Dayak.

Bagian-bagian Mandau dan Fungsinya

Mandau memiliki bagian-bagian layaknya pedang, mulai dari bilah, gagang, sarung, dan aksesoris pelengkap. Masing-masiing bagian memiliki fungsinya.

1. Bilah Mandau

Bilah Mandau yang asli dan tua terbuat dari batu Mantikei. Sementara Mandau moder terbuat dari logam besi yang tempa.

Bilah Mandau berbentuk panjajng dan pipih seperti parang, dengan bagian ujung yang runcing.

Salah satu bagian bilah Mandau diasah tajam, sementara bagian yang lain sedikit lebih tebal dan tumpul.

Pada punggung bilah terrdapat ukiran untuk memperindahnya. Ukiran terbuat dari tembaga atau kuningan.

Konon, ukiran ini berfungsi sebagai penangkal pengaruh jahat yang akan mengganggu pemilik Mandau.

2. Gagang atau Hulu Mandau

Gagang Mandau biasanya terbuat dari tanduk rusa yang diukir hingga menyerupai kepala burung.

Biasanya di ujung gagang akan diberi hiasan berupa bulu binatang atau rambut manusia.

Bentuk dan ukiran gagang berfungsi sebagai pembeda tempat Mandau dibuat, suku, hingga status sosial pemiliknya.

3. Sarung Mandau

Sarung Mandau atau pembungkusnya terbuat dari lempengan kayu tipis. Di bagian tengah dan bawah akan ada anyaman rotan sebagai penguat apitan.

Bagian dalam sarung ini berbentu seperti mata mandau, dan bagian luarnya dibentuk sesuai ukuran Mandau.

Sarung Mandau dilengkapi dengan pelepah ukor yang dilipat dan dipasang di sarung. Ukor merupakan sejenis tumbuhan pala.

4. Aksesoris Mandau

Aksesoris Mandau biasanya berupa bulu burung berliang, manik-manik, bahkan jimat yang diselipkan.

Tak hanya itu, Mandau juga dilengkapi pisau kecil bersarung kulit, dan diikat pada sarung mandau.

Sumber:
Kemdikbud.go.id

https://makassar.kompas.com/read/2022/01/18/103500778/asal-usul-mandau-senjata-tradisional-suku-dayak-yang-terbuat-dari-batu

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com