Salin Artikel

19 Korban Investasi Bodong di Makassar, Dua Tersangka Buron dan 1 Tersangka Wajib Lapor

Kasubdit III Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sulsel, Kombes Pol Ahmad Mariadi yang dikonfirmasi, Kamis (6/1/2022) mengatakan, kasus dugaan penipuan investasi telah ditetapkan tiga orang tersangka pada Oktober 2021. Tiga tersangka yakni Zulfikar (39), Hamsul (39), dan Siti Suleha (32).

“Iya, ada tiga tersangkanya dan kasus ini terjadi lima bulan lalu. Dalam kasus ini, ada 19 orang korban dengan kerugian Rp 6,7 Miliar. Korban yang paling banyak kerugiannya yakni, Jimmy dengan kerugian sekitar Rp 6 Miliar,” ungkapnya.

Ahmad menjelaskan, Jimmy ini melakukan investasi setelah ketemu dengan Hamsul. Dia menginvestasikan uangnya dengan menggunakan Digital Tambang dan Algotex.

Setelah Jimmy masuk dengan janji-janji dari Hamsul dan mengaku punya konsultan bernama Zulfikar yang mempunyai uang ratusan miliar. Zulfikar juga mengaku sebagai komisaris di PT Tappa dan juga sebagai pemodal di showroom Idris Manggabarani (IMB).

“Setelah kita periksa di PT Tappa, tidak ada nama Zulfikar sebagai komisaris. Di IMB juga tidak ada atasnama Zulfikar disitu,” ungkapnya.  

Ahmad juga menuturkan, jika Digital Tambang dan Algoteks yang tempat investasi korban ini tidak terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Itu sudah terbukti telah melakukan penipuan kan. Kemudian uang korban sudah digelapkan tersangka. Bahkan para korban belum pernah nikmati hasil investasinya seperti yang dijanjikan oleh Hamsul atau Zulfikar bahwa bisa mendapatkan bonus dan uang lebih,” jelasnya.  

Ahmad membeberkan peran-peran masing-masing tersangka yakni, Hamsul sebagai yang prospek orang. Kemudian Zulfikar sebagai lidernya atau pimpinan di Digital Tambang ini.

“Kalau dikatakan sebagai Kripto, memang betul. Setelah dia ambil uang korban dengan cara investasi di Digital Tambang dan Algotex, mereka lalu bermain Kripto. Jadi Hamsul dan Zulfikar ini bermain Kripto. Para tersangka mainkan uangnya orang di Kripto, sehingga untung besar disana. Tapi tidak berimbas kepada orang lain, artinya dia ambil semua keuntungan,” terangnya.  

Sedangkan, peran tersangka Suleha turut membantu dengan menampung data dan rekeningnya para korban.

“Untuk tersangka Suleha, kasusnya sudah tahap pelimpahan ke Kejaksaan. Tersangka Suleha ini ditangguhkan penahanannya dan berikan wajib lapor setiap hari senin dan kamis. Tersangka ini kooperatif, sehingga ditangguhkan penahanannya,” paparnya.

Ahmad menegaskan, pihaknya masih melakukan pengejaran terhadap tersangka Zulfikar dan Hamsul dan pernah dilakukan penangkapan di Bali dan di Jakarta namun tidak berhasil ditemukan.

Beberapa hari polisi melakukan pencarian di Bali dan Jakarta dengan menggunakan alat, tapi belum berhasil ditemukan.

“Tersangka Hamsul dan Zulfikar belum berhasil ditangkap dan telah di backup oleh Bareskrim Mabes Polri maupun Polda lainnya untuk dilakukan pencarian. Kita sudah kirim penangkapan terhadap kedua DPO tersebut,” tandasnya.  

Ahmad menambahkan, kasus ini sudah cukup bukti dan telah memenuhi unsur pidana. Sehingga penetapan sebagai tersangka dan kasusnya dalam tahap pemberkasan untuk pelimpahan ke Kejaksaan. 

https://makassar.kompas.com/read/2022/01/06/232606778/19-korban-investasi-bodong-di-makassar-dua-tersangka-buron-dan-1-tersangka

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com