Salin Artikel

Fakta Irsan Tewas Usai Diksar Mapala, Ditemukan Luka Lebam, Rektor IAIN Bone Bantah Ada Kekerasan

Di tubuh Irsan ditemukan luka lebam di sekujur tubuh.

Irsan mengikuti kegiatan tersebut sejak Jumat (5/3/2021) hingga Jumat (12/3/2021) yang diikuti oleh tujuh peserta.

Mereka bersama panitia melakukan lintas alam dari Kecamatan Lappariaja hingga ke Kecamatan Barebbo.

Saat pulang, Irsan diantar beberapa rekannya karena sakit. Pemuda 19 tahun tersebut kemudian dilarikan ke rumah sakit karena tubuhnya penuh luka lebam.

Ia meninggal setelah empat jam menjalani perawatan di rumah sakit pada Senin (15/3/2021) sekitar pukul 11.00 Wita.

Selain luka lebam, ada pembengkakan di kaki dan paha. Serta kuku kakinya juga terkelupas.

"Dia memang minta izin ikut Diksar Mapala selama delapan hari dan pulangnya di antara oleh temannya katanya dia sakit, saya periksa ternyata banyak lukanya jadi saya bawa ke rumah sakit," kata Hasirah, orangtua korban melalui sambungan telepon pada Rabu (17/3/2021).

Awalnya orangtuat Irsan enggan melaporkan kejadian tersebut ke polisi. Mereka mengaku ikhlas atas kejadian tersebut.

Namun lima peserta lainnya yang juga rekan Irsan memutuskan mengadu ke Polres Bone.

Setelah pemeriksaan, ada lima orang yang ditetapkan sebagai tersangka. Polisi juga masih mengembangkan kasus tersebut.

"Semalam kami amankan sekitar 20 orang lebih di kampus dan penyelidikan sementara ada lima orang yang telah kami tetapkan sebagai tersangka dan tidak menutup kemungkinan tersangka akan bertambah" kata Kasat Reskrim Polres Bone AKP Ardy Yusuf, melalui sambungan telepon.

Pada Rabu (17/3/2021) polisi menyatakan jumlah tersangka bertambah menjadi 16 orang. Penetapan dilakukan setelah gelar perkara Rabu sore di ruang rapat Gelar Perkara Reskrim Polres Bone.

Selain itu Ardy mengatakan lima peserta lainnya juga melakukan visum usai menghadiri proses pemakaman Irsan pada Senin (15/3/2021) sore.

"Hasil visum kita akan sesuaikan dengan keterangan saksi. Dari hasil visum, ada luka lebam di bagian wajah," katanya.

"Saya telah mendengarkan keterangan dari pembina Mapala bahwa tidak ada kekerasan selama diksar dan meninggalnya juga tiga hari setelah diksar, dan diksar merupakan rutinitas tahunan lembaga kemahasiswaan," Prof Nuzul saat dikonfirmasi oleh sejumlah awak media pada Kamis (18/3/2021)

"Panitia telah mendapat persetujuan dari pihak kampus untuk melaksanakan diksar," kata dia menambahkan.

Meski demikian, pihaknya masih menunggu informasi dari semua pihak dan tentunya menerima hasil penyelidikan oleh aparat kepolisian.

"Tapi kami juga masih menunggu hasil penyelidikan dari pihak kepolisian dan apabila terbukti secara hukum ada pelanggaran maka kami juga tentunya akan mengambil tindakan sesuai dengan aturan kedisplinan yang berlaku di kampus," kata Prof Nuzul.

Hal senada juga diungkapkan Sylviah pembina mapala IAIN Bone.

Dua hari sebelum peserta pulang, ia mengaku sempat menemui mereka di lokasi camp di Bacu.

Ia juga sempat memerika fisik semua peserta yang berjumlah tujuh orang. Saat itu Sylviah mengatakan tak ada luka fisik.

"Alhamdulillah tidak terdapat luka lebam pada punggung, perut dan betis. Cuma ada yang sempat luka di bagian wajah, tapi pengakuannya pada hari itu tersangkut kayu," tambahnya.

Jika dikaitkan dengan Diksar, Syilviah menyampaikan selama berada di lapangan dia tidak menemukan adanya tindak kekerasan secara fisik kepada peserta.

"Selama di lokasi tidak ada tindak kekerasan secara fisik pada peserta saya saksikan," ujarnya.

Bahkan, ungkap dia, saat malam penjemputan kondisi almarhum Irsan dalam kondisi sehat sama dengan peserta lainnya.

Karena itu ia sangat kaget dan merasa kehilangan saat mendapatkan kabar Irsan meninggal dunia

"Sampai malam Sabtu, almarhum tidak pernah punya keluhan sedikit pun. Dapat kabar bahwa Irsan meninggal dunia, kami kaget dan merasa kehilangan. Kami dari pihak kampus mengucapkan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya," ucap Sylvia.

Hal ini terbukti luka lebam di sejumlah bagian tubuhnya.

"Anak saya pulang dipapah oleh temannya, katanya sakit. Setelah saya periksa banyak luka lebam di tubuhnya dan sekarang putra saya sudah meninggal, benar-benar tidak berperikemanusiaan" kata Harsiah, ibu korban.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan Kombes E. Zulpan menyatakan, belasan tersangka ini sebelumnya ditangkap di berbagai lokasi di wilayah hukum Polres Bone dan terlibat kasus penganiayaan secara bersama-sama yang mengakibatkan korban meninggal dunia.

Zulpan menyatakan, belasan tersangka ini akan menjalani pemeriksaan medis dan akan ditempatkan di sejumlah sel tahanan di beberapa Polsek sejajaran Polres Bone sebagai bagian dari protokol kesehatan.

"Karena masih masa pandemi maka para tersangka ini akan disebar di sejumlah Polsek" kata Zulpan.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Abdul Haq | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief, Khairina), Tribunbone.com

https://makassar.kompas.com/read/2021/03/18/123000878/fakta-irsan-tewas-usai-diksar-mapala-ditemukan-luka-lebam-rektor-iain-bone

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke