Salin Artikel

Likupang, Legenda Kisah Asmara Mamanua dan Bidadari yang Turun dari Surga

Untuk mendukung pembangunan pariwisata super prioritas itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menyalurkan anggaran dukungan infrastruktur bagi KSPN sebesar Rp 200,6 miliar untuk Likupang.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno melakukan kunjungan kerja ke Sulawesi Utara (Sulut), Jumat (5/3/2021).

Saat tiba di Bandara Sam Ratulangi, Manado, Sandiaga Uno terlihat menggunakan jaket biru bertuliskan Explore Likupang.

Berdasarkan Legenda Tumetenden yang bersumber dari para leluhur Tou Tonsea, etnik Minahasa Sulawesi Utara, Likupang adalah tempat bidadari sari surga yang turun ke bumi.

Syahdan diceritakan di suatu masa, ada sembilan bidadai yang dizinkan turun dari surga ke bumi.

Mereka memilih turun di sebuah telaga di Minahasa. Telaga tersebut kini dikenal dengan nama Likupang. Diceritakan, telaga tersebut adalah milikik seorang petani muda yang bernama Mamaua.

Petani tersebut kemudian menahan satu bidadari yang ia panggil dengan nama Lumalandung. Mereka kemudian menikah dan tinggal di kaki Gunung Tamporok.

Sang bidadari melahirkan seorang putri yang diberi nama Walangsendau.

Sayangnya Mamanua melakukan kesalahan kecil yang membuat Lumaladung harus pulang ke kahyangan.

Sang bidadari pun berpesan pada suaminya, “Saat anakku menangis mencariku, ajak dia berjalan melintasi hutan, sungai, dan gunung, dengan mengikuti arah matahari."

Saat sang anak menangis, Mamanua menggendong Walangsendayu melewwati hutan, gunung, dan sungai.

Perjalanan nan jauh tersebut berakhir di bibir pantai berpasir putih dengan air yang biru terhampar di hadapannya.

Jernihnya air laut membuat dasar karang, koral, tumbuhan laut, dan ikan-ikan terlihat jelas.

Mamanua bingung karena lautnya terlalu luas dan tak mungkin ia serta anaknya melewatinya.

Sehingga datang salah satu ikan datang menghampiri Mamanau. Ikan bernama Pongkor itu menawarkan tumpangan menuju ke istana bidadari.

Perjalanan Mamanau menembus hutan, gunung, dan lautan pun terbayar tunai.

Kisah asmara antara Mamanua dan bidadari dari surga itu hanya legenda. Namun penggambaran tentang keindahan telaga, gunung, bukit, sungai, pantai, dan lautan beserta isinya di Likupang itu benar adanya.

Likupang pantas disebut sebagai potongan surga yang jatuh ke bumi dan baru ditemukan. Indah, molek dan mempesona.'

Salah satuya adalah Pantai Pulisan dengan pasir putih yang jaraknya sekitar 50 kilometer dari Kota Manado.

Deburan ombaknya yang sangat tenang membuat wisatawan bisa memuaskan diri dengan pemandangan bebatuan karang dan biota laut melalui kegiatan snorkling dan diving.

Wisatawan juga bisa menikmati pemandangan alam perbukitan di belakang pantai Pulisan.

Kegiatan treking perbukitan ini sangat mengasyikan sekaligus melelahkan. Namun, seluruh rasa lelah itu akan impas saat menyaksikan keindahan alam dari atas bukit.

Objek wisata yang tak kalah menarik untuk dikunjungi adalah Ekowisata Bahoi di Kecamatan Likupang Barat.

Di Bahoi terdapat keindahan terumbu karang pada Daerah Perlindungan Laut (DPL) menjadi andalan tempat tersebut

Tak hanya itu, Desa Bahoi juga miliki flora dan fauna di hutan mangrove, kawasan pasir putih, dan panorama desa yang asri.

Jelang masuk Desa Bahoi, kendaraan para turis akan berada di puncak tertinggi bukit sehingga bisa melihat keindahan pesisir Desa Bahoi.

Jika masuk lebih dalam pengunjung akan disambut jalan menurun menuju perkampungan dengan rumah-rumah yang sederhana dan satu sama lain tidak dibatasi pagar.

Kawasan pedesaan itu terlihat sederhana namun teramat bersih. Nyaris tidak terlihat ada sampah-sampah, terutama plastik di areal pedesaan itu.

Sampah rumah tangga dan dedaunan dapat ditemukan terkumpul rapi dalam tempat sampah yang terbuat dari karung dan digantung pada dua tiang kayu.

https://makassar.kompas.com/read/2021/03/07/061600578/likupang-legenda-kisah-asmara-mamanua-dan-bidadari-yang-turun-dari-surga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke