BUTON, KOMPAS.com – Pemerintah desa Kancinaa, Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara telah mengajukan proposal bantuan rumah untuk Udin yang tinggal di toilet bersama keluarganya di Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) Kabupaten Buton.
“Kita sudah masukan proposal bantuan rumah pada bulan Februari. Kita sudah kontak dengan dinas (Perkim), hanya mudah-mudahan bisa dianggarkan pada anggaran perubahan, katanya begitu,” kata Kepala Desa Kancinaa, Salimudin, saat dihubungi via telepon, Kamis (6/6/2024).
Salimudin menjelaskan, Udin mendapatkan izin tinggal di toilet tersebut pada masa kepala desa periode sebelumnya.
Baca juga: Tak Miliki Rumah, Satu Keluarga di Buton 5 Tahun Tinggal di Toilet Umum
“Beberapa bulan kemudian saat saya masuk, dia sempat memberitahu saya juga saya bilang tidak apa-apa, kecuali dipakai umum ya itu mungkin, kan mereka tinggal di lahan sendiri,” ujarnya.
Kemudian pada tahun 2022, ia juga telah memasukan pengajuan bantuan rumah di Dinas Perkim Buton namun saat turun survey bantuan tersebut gagal karena Udin belum memiliki tanah.
Sehingga Udin digunakan tenaganya oleh pemerintah desa untuk ikut membangun bangunan di desa dan dibayarkan oleh dana desa.
“Sehingga terkumpul uang untuk beli tanah dan sekarang sudah ada tanahnya dan sudah dipondasi. Pondasi rumahnya belum terlalu lama baru dua bulan, panjangnya sekitar 7x12 meter,” ujar Salimudin.
Sementara itu, Camat Pasarwajo, Amrudin, saat dihubungi via telepon menjelaskan,
“Orang terlalu iba karena dia lihat itu rumahnya WC, padahal orang tidak tahu bahwa WC itu WC apa, WC (yang) tidak dipakai, tidak digunakan, tapi memang bangunannya WC,” ucap Amrudin.
“Kalau dibandingkan dengan rumah tetangganya, itu justru dia lebih bagus lagi rumahnya daripada tetangganya. Hanya dengar namanya WC, itu yang bikin viral,” tambahnya.
Ia menambahkan, Udin telah banyak mendapatkan bantuan dari pemerintah seperti bantuan BLT dan juga anaknya mendapatkan bantuan KIP.
Sebelumnya diberitakan, seorang pria, Udin, warga Desa Kancinaa, Kecamatan Pasarwajo, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, sudah lima tahun tinggal di water closed atau toilet umum bersama anak dan istrinya.
Udin mengaku memilih tinggal di toilet umum karena tidak memiliki rumah dan juga ingin mandiri dari keluarganya.
Baca juga: Cerita Warga Sulap Ladang Jadi Toilet dan Tempat Menginap Pengantar Jemaah Haji
“Tinggal disini karena tidak ada rumah, tinggal sama orangtua juga susah, jadi ingin mandiri saja tinggal disini,” kata Udin saat ditemui di tempat tinggalnya, Selasa (4/6/2024).
Bila dilihat sepintas dari luar, toilet umum yang dibangun sekitar tahun 2014 terlihat masih seperti bangunan yang dibangun pertama kali.
Toilet tersebut terdapat tiga ruang untuk toilet. Namun saat masuk ke dalam ruangan, dua ruang toilet diubah dan dindingnya dijebol dijadikan satu sehingga menjadi kamar.
Ukuran kamarnya pun sangat kecil dengan panjang 3 meter dan lebar hanya 1,5 meter tanpa jendela.
Kemudian di bagian atas pembatas toilet ditutup dengan tripleks sehingga dijadikan ruang utama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.