Fathir menuturkan, berdasarkan penjelasan Mustamin menyatakan, kondisi tersebut berdasarkan pengamatan terhadap aliran air yang datang dari gunung menuju laut yang secara masif meluber ke jalan.
“Seandainya tidak ada rel, maka kecepatan aliran air bisa dibayangkan bersama tentu lebih cepat dalam volume yang besar. Banjir terjadi justru karena minimnya infrastruktur saluran air dan kondisi endapan pada sungai-sungai di sekitar kawasan terdampak banjir. Luapan air disebabkan kurangnya bukaan aliran melintang di bawah jalan berupa plat duicker atau gorong-gorong besar, serta beberapa sungai-sungai kecil yang kapasitas alirannya sudah menurun karena sedimentasi,” terang dia.
Penjelasan Mustamin tersebut, lanjut Fathir, sejalan dengan temuan tim gabungan yang melakukan identifikasi bersama.
Berdasarkan hasil identifikasi, banjir akibat luapan air sungai yang mengalami pendangkalan atau sedimentasi.
Baca juga: Wali Kota Makassar Ngotot Jalur Kereta Api Melayang, Kepala BPKA Sulsel: Saya Tidak Berkomentar Lah
Intensitas hujan tinggi pada kawasan ini juga turut memperparah banjir yang terjadi.
Sementara terkait konstruksi jalur kereta api, drainase di samping underpass perlintasan kereta api sudah berfungsi dengan baik dalam mengalirkan air genangan selama hujan lebat terjadi.
"Sebagai informasi, proses pembangunan Jalur Kereta Api Makassar-Parepare sudah dilandaskan izin lingkungan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dengan nomor surat No.0002/P2T-BKPMD/9.14.P/VII/94/2015. Berdasarkan surat izin tersebut, kajian amdal yang telah dilakukan sebelum konstruksi dimulai sudah disetujui dan dinyatakan layak bangun," ujar dia.
"Dalam rangka menjalankan amanah surat izin yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, BPKA Sulsel selalu berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan dalam melakukan mitigasi dampak lingkungan di lapangan, baik selama maupun setelah konstruksi pembangunan," tambah dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.