Angka tersebut jauh dari ukuran konsentrasi cabai rawit biasa yang hanya sebesar 100.000 SHU.
Selain pedas, cabai khas Tana Toraja ini juga memiliki kandungan gizi yang baik seperti vitamin A dan vitamin C.
Dilansir dari laman pustaka.setjen.pertanian.go.id, cabai katokkon juga mengandung antioksidan yang dapat melindungi tubuh dari radikal bebas penyebab kanker.
Selain itu, cabai katokkon juga bermanfaat untuk menambah nafsu makan, obat awet muda karena bisa memperlambat penuaan, anti stress, membantu mengatasi masalah persendian, menurunkan kolesterol, melancarkan aliran darah, mencegah stroke, meredakan batuk berdahak, melegakan hidung tersumbat, dan meredakan migrain.
Jangan heran jika harga cabai katokkon bisa mencapai dua kali lipat harga cabai biasa.
Terlebih ketika hasil panen menurun seperti pada musim penghujan maka harga di pasaran bisa menembus ratusan ribu rupiah.
Dilansir dari laman pertanian.uma.ac.id, cabai katokkon biasanya dijual dengan harga sekitar Rp 50.000 per kilogram.
Kini kini cabai katokkon tak hanya dikembangkan di wilayah sulawesi selatan saja namun juga dikembangkan di Pacet Cipanas, Ciapus Bogor, dan Sukabumi.
Sumber:
sulselprov.go.id
pertanian.uma.ac.id
bbp2tp.litbang.pertanian.go.id
pustaka.setjen.pertanian.go.id