KOMPAS.com - MFS (11), seorang bocah laki-laki di Kota Makassar menjadi korban penculikan dan pembunuhan keji yang dilakukan oleh dua orang remaja.
Saat kejadian penculikan, korban sedang bekerja sebagai tukang parkir sambil bermain dengan sepupunya A (12) di depan sebuah minimarket pada Minggu (8/1/2023).
Lantaran tak kunjung kembali ke rumah, pihak keluarga pun melapor kehilangan ke polisi.
Setelah dilakukan penelusuran, korban ditemukan dengan kondisi meninggal dunia dalam kondisi kaki terikat terbungkus dalam kantong plastik hitam di kolom jembatan, Inspeksi Pam Timur Waduk Nipa-nipa, Moncongloe, Kabupaten Maros, Selasa (10/1/2023) dini hari.
Karmin, ayah MFS, meminta pelaku mendapat hukuman setimpal atas perbuatannya.
Meski masih masih di bawah umur, tindakan pelaku sudah kejam.
Karmin menceritakan anak bungsunya dari dua bersaudara itu tidak pernah membantah orangtua.
Sehari-hari, MFS berperilaku baik dan pekerja keras.
Duduk di bangku kelas 5 SD, MFS juga suka membantu ekonomi keluarga dengan menjadi tukang parkir sehabis pulang sekolah.
"Harapan kami mendapat hukuman setimpal, nyawa dibalas nyawa. Karena dia menculik anak saya dan membunuh. Sadis ini," ujar Karmin.
Pihak keluarga pun mengungkapkan awal mula kejadian tersebut.
Awalnya korban didatangi seorang remaja berkendara motor yang belakangan diketahui salah seorang pelaku, AD (17).
AD merupakan warga Jalan Batua Raya yang berjarak sekitar 300 meter dengan rumah korban.
Pelaku membujuk MFS agar membantunya membersihkan rumah dengan iming-iming imbalan Rp 50.000.
Tergiur dengan ajakan dan imbalan itu, MFS ikut dibonceng oleh AD dan meninggalkan sepupunya, A seorang diri di halaman parkir minimarket.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.