Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Jalur KA Trans-Sulawesi, Jalur Kereta Api Pertama di Sulawesi yang Perlahan Mulai Terwujud

Kompas.com - 27/11/2022, 22:42 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Jalur kereta api pertama di Sulawesi mulai memasuki masa operasional terbatas pada bulan Oktober dan November 2022.

Pada masa operasional terbatas di bulan November 2022, diaktifkan jalur kereta api sepanjang 66 km yang menghubungkan tujuh stasiun.

Baca juga: Jadwal Kereta Api Sulawesi Selatan dari Stasiun Garongkong - Stasiun Mangilu PP

Adapun rute yang dapat ditumpangi masih terbatas yaitu untuk lintas 7 stasiun yaitu Stasiun Garongkong, Stasiun Barru, Stasiun Tanete Rilau, Stasiun Mandalle, Stasiun Ma’rang, Stasiun Labakkang, hingga Stasiun Mangilu.

Terdapat dua kereta akan ditugaskan untuk melayani masyarakat secara gratis yaitu KA Andalan Celebes dan KA Lontara.

Baca juga: Ini Kabar Terbaru Jalur KA Makassar-Parepare, Beroperasi Oktober 2022

Operasional terbatas dua kereta ini merupakan bagian dari rencana pembangunan jalur kereta api yang membentang dari Makassar–Parepare sepanjang 145 kilometer.

Baca juga: Proyek KA Makassar-Parepare, Menhub: Pertama Kalinya KA Libatkan Swasta

Sejarah Pembangunan Jalur Kereta Api Trans-Sulawesi

Dilansir dari laman heritage.kai.id, progres pembangunan jalur kereta api di Pulau Sulawesi memang terbilang lambat.

Sejak usulan pertama hingga realisasi pembangunan disebut membutuhkan waktu hingga 13 tahun.

Adapun rencana untuk mewujudkan jalur kereta api di Pulau Sulawesi sejatinya telah muncul sejak 2001.

Kemudian pada 2002 dan 2003 pemerintah mulai menyelenggarakan studi kelayakan jalur kereta api di untuk lintas Manado–Bitung dan Makassar–Parepare.

Dua tahun kemudian kajian studi tersebut sempat diperluas menjadi Makassar–Takalar–Bulukumba.

Hasilnya, Kementerian Perhubungan dan Pemda Sulawesi Selatan menandatangani Nota Kesepahaman tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian Nasional di Pulau Sulawesi pada 1 Juni dan 28 Desember 2012.

Rencana pembangunan pun semakin dimatangkan dengan keluarnya hasil studi terkait Detail Engineering Design (DED) pembangunan jembatan kereta api dari Makassar hingga Parepare disusul hasil Analisis Mengenai Dampak Lingkungan pada rute yang sama pada 2014.

Sejak groundbreaking pada 12 Agustus 2014, akhirnya rel sepanjang 71 kilometer akan dibuka bertahap pada Oktober 2022.

Studi Kelayakan Pernah Dilakukan di Zaman Penjajahan Belanda

Wacana pembangunan jalur kereta api di Sulawesi ternyata sudah pernah dilakukan sebelumnya.

Berdasarkan buku Nederlandsch Indische Staatsspoor en Tramwegen (1921) halaman 108 dijelaskan bahwa studi kelayakan jalur perkeretaapian oleh swasta sudah dimulai sejak 1915.

Hasil laporan tersebut mengungkap bahwa secara teknis sebenarnya jalur kereta api bisa dibangun tetapi tidak sesuai harapan investor.

Jalur tersebut tidak menarik karena dinilai tidak akan membawa keuntungan bagi swasta yang akan berinvestasi.

Pemerintah Belanda kemudian berkesimpulan bahwa jalur perkeretaapian akan dibangun oleh negara.

Pada 1917 penelitian teknis lapangan untuk pembangunan jalur perkeretaapian versi pemerintah dilakukan untuk lintas Makassar–Takalar dan Makassar–Maros–Tanete–Parepare–Sengkang.

Hasil studi kembali mengungkap bahwa yang paling realistis dan sesuai dengan bujet negara adalah pembangunan dan eksploitasi jalur trem.

Sesuai Staatsblad Nomor 224 tahun 1892, pembangunan jalur trem tidak serumit jalur kereta api, serta biaya yang dikeluarkan juga lebih hemat dan efisien.

Pada 1918 desain awal lintas pertama jalur trem uap Makassar–Maros selesai dibuat dan rancangannya selesai setahun kemudian.

Di tahun yang sama, Gubernur Jenderal mengajukan anggaran tambahan kepada Menteri Jajahan Belanda.

Anggaran disetujui beserta dengan permintaan kepada pemerintah Hindia Belanda agar segera menyelenggarakan penyelidikan awal tentang potensi ekonomi pembangunan jalur perkeretaapian di Minahasa Sulawesi Utara mulai 1920.

Melalui undang-undang yang disahkan parlemen Belanda pada 22 Desember 1919 yang dicatat dalam Lembaran Negara (Stbl.) Hindia Belanda nomor 53 tahun 1920, proyek pembangunan jalur trem uap Takalar–Makassar–Maros resmi dimulai.

Pada 18 Maret 1921 parlemen Belanda kembali mengesahkan undang-undang yang dicatat dalam Staatsblad van Nederlandsch Indie Nomor 200 sebagai landasan hukum pembangunan jalur trem uap Maros–Tanete.

Pada 1 Juli 1922, rel antara Makassar (Stasiun Pasar Butung)–Takalar selesai dibangun dan setahun kemudian trem uap resmi dibuka untuk umum.

Lintas ini menjadi yang pertama sekaligus terakhir yang dibangun pemerintah Hindia Belanda.

Sedangkan rute Maros–Tanete yang sudah disiapkan desainnya tidak pernah terlaksana pembangunannya.

Penyebab jalur trem Makassar–Takalar hanya bertahan 7 tahun cukup beragam.

Mulai dari tidak adanya industri perkebunan di Sulawesi hingga belum masifnya produksi tambang nikel membuat jalur ini menjadi kurang menguntungkan.

Pada akhirnya, sejak 1930 layanan kereta trem uap terpaksa ditutup karena subsidi dari Staatsspoor en Tramwegen (jawatan kereta api & trem negara di Jawa) untuk Staatstramwegen op Celebes dihentikan akibat krisis ekonomi dunia Depresi Besar pada 1929.

Sekilas Tentang Jalur Kereta Api Trans-Sulawesi

Dikutip dari laman jelajah.kompas.id, pemerintah merencanakan pembangunan jalur kereta api Trans-Sulawesi dengan spesifikasi teknis yang lebih unggul ketimbang jalur yang ada di Pulau Jawa.

Dengan lebar rel 1.435 milimeter, maka kecepatan maksimal kereta api Trans-Sulawesi mencapai 200 kilometer per jam.

Adapun di Pulau Jawa menggunakan lebar rel 1.067 milimeter, sehingga kecepatan tertinggi hanya 120 kilometer per jam.

Rel Trans-Sulawesi juga mampu menahan beban gandar yang lebih berat dengan kapasitas angkut yang lebih besar.

Jika rel di Pulau Jawa hanya bisa menahan beban 18 ton, maka rel Trans-Sulawesi mampu menahan beban hingga 25 ton.

Dikutip dari laman setneg.go.id, dalam rencana pembangunan Trans-Sulawesi tersebut, ruas yang pertama kali ditargetkan rampung ialah Makassar-Parepare sepanjang 145 kilometer pada 2018.

Walau begitu, rencana panjang proyek infrastruktur perkeretaapian pertama di kawasan Indonesia Timur ini perlahan-lahan akhirnya terwujud.

Sumber:
jelajah.kompas.id 
heritage.kai.id  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sopir Truk Ditemukan Tak Bernyawa di Pelabuhan Ferry Baubau, Polisi: Ada Riwayat Stroke

Sopir Truk Ditemukan Tak Bernyawa di Pelabuhan Ferry Baubau, Polisi: Ada Riwayat Stroke

Makassar
Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Makassar
Warga Makassar Temukan Kardus Berisi Bayi Perempuan di Depan Warung

Warga Makassar Temukan Kardus Berisi Bayi Perempuan di Depan Warung

Makassar
Buron 2 Bulan, Pria yang Melempar Bom Molotov ke Ayah dan Adik Ditangkap

Buron 2 Bulan, Pria yang Melempar Bom Molotov ke Ayah dan Adik Ditangkap

Makassar
Pengiriman Emas Batangan 10 Kg Diduga Hasil PETI Digagalkan di Bandara Sam Ratulangi Manado

Pengiriman Emas Batangan 10 Kg Diduga Hasil PETI Digagalkan di Bandara Sam Ratulangi Manado

Makassar
Antisipasi Penyakit Jembrana, Pemprov Gorontalo Perketat Wilayah Perbatasan dengan Sulteng

Antisipasi Penyakit Jembrana, Pemprov Gorontalo Perketat Wilayah Perbatasan dengan Sulteng

Makassar
Motif Penganiayaan Bocah SMP di Makassar, Pelaku Sakit Hati Sering Dipalak dan Diejek

Motif Penganiayaan Bocah SMP di Makassar, Pelaku Sakit Hati Sering Dipalak dan Diejek

Makassar
Terungkap, Manusia Silver, Pengemis, dan Badut-Badut di Kota Makassar Beromzet hingga Rp 1 Juta per Hari

Terungkap, Manusia Silver, Pengemis, dan Badut-Badut di Kota Makassar Beromzet hingga Rp 1 Juta per Hari

Makassar
Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Makassar
Truk Kontainer Tabrak 7 Kendaraan di Turunan Curam Datae, Sidrap, 1 Tewas

Truk Kontainer Tabrak 7 Kendaraan di Turunan Curam Datae, Sidrap, 1 Tewas

Makassar
Tim Tabur Kejati Sulsel Tangkap DPO Kasus Perzinaan di Makassar

Tim Tabur Kejati Sulsel Tangkap DPO Kasus Perzinaan di Makassar

Makassar
3 Anak di Polewali Mandar Tertimpa Tembok yang Roboh, 2 Orang Meninggal

3 Anak di Polewali Mandar Tertimpa Tembok yang Roboh, 2 Orang Meninggal

Makassar
30 Pemuda di Makassar Diamankan Saat Pesta Miras, Digelandang ke Mapolsek Panakkukang

30 Pemuda di Makassar Diamankan Saat Pesta Miras, Digelandang ke Mapolsek Panakkukang

Makassar
Viral, Video Seorang Perempuan di Makassar Pegang Parang Saat Hendak Ditagih Utang

Viral, Video Seorang Perempuan di Makassar Pegang Parang Saat Hendak Ditagih Utang

Makassar
Pasangan Pengantin di Luwu Utara Tetap Gelar Resepsi Pernikahan di Tengah Banjir

Pasangan Pengantin di Luwu Utara Tetap Gelar Resepsi Pernikahan di Tengah Banjir

Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com