KOMPAS.com - Masyarakat di Desa Pongka, Kecamatan Tellu Siattingge, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan memiliki sebuah tradisi unik yang dikenal dengan nama Sirawu' Sulo.
Dalam bahasa orang Bugis, istilah ‘sirawu’ berarti artinya adanya dua pihak yang saling melempar sesuatu, sementara ‘sulo’ artinya obor.
Baca juga: 6 Tradisi Suku Toraja, dari Rambu Solo hingga Mangrara Banua
Sirawu' Sulo atau juga disebut Sirempek Api adalah tradisi perang api dengan cara saling melempar obor yang terbuat dari daun kelapa yang dilaksanakan sebagai bagian dari perayaan atau pesta panen.
Peserta Sirawu' Sulo dibatasi yaitu hanya laki-laki yang boleh mengikuti tradisi ini, sementara jumlah dan usia peserta tidak dibatasi.
Baca juga: 5 Tradisi Unik Suku Bugis, dari Mappalette Bola hingga Sigajang Laleng Lipa
Sebelum dimulai, peserta Sirawu' Sulo akan dilumuri minyak kelapa yang telah didoakan oleh tokoh adat atau "Sandro" yang telah melaksanakan ritual berserah diri atau "Mappangolo".
Baru setelahnya peserta yang masing-masing telah membawa Sulo mulai saling menyerang dengan cara melemparkan obor.
Baca juga: Mengenal Suku Toraja, dari Asal Usul hingga Tradisi
Tradisi ini memang terlihat menakutkan karena tidak jarang membuat pesertanya mengalami luka bakar.
Walau begitu, masyarakat percaya bahwa tubuh mereka yang sebelumnya telah dilumuri minyak kelapa muda yang telah didoakan oleh Sandro akan membuat luka bakar itu sembuh lebih cepat.
Tradisi Sirawu' Sulo konon sudah ada sejak Desa Pongka berdiri dan dilakukan secara turun temurun dalam bentuk pesta rakyat.
Dilansir dari laman Kemendikbud, konon tradisi ini bermula dari nenek moyang mereka yang merupakan penduduk Kabupaten Soppeng.
Mereka mengungsi dari kampung halamannya dan meninggalkan seluruh harta kekayaan lantaran tidak sepakat dengan kebijakan salah seorang raja yang memerintah kerajaan Soppeng kala itu.
Berbekal sejumlah ekor ternak ayam dan obor sebagai alat penerangan di malam hari, mereka berjalan ke dalam hutan dan menemukan sebuah lahan di wilayah Kabupaten Bone.
Mereka lantas mengungkapkan rasa sukacita dengan melemparkan obor, yang menjadi bentuk tradisi yang kemudian dikenal dengan Sirawu' Sulo.
Masyarakat setempat percaya bahwa tradisi Sirawu' Sulo mengandung nilai-nilai yang sakral.
Masyarakat percaya apabila tradisi ini tidak atau terlambat dilakukan maka akan ada bencana yang akan menimpa mereka.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.