TORAJA UTARA, KOMPAS.com - Siswa di kelas jauh SDN 4 Awan, Dusun Limbong Dewata, Lembang Batu Lotong, Kecamatan Rante Karua, Toraja Utara, Sulawesi Selatan, belajar dalam keterbatasan begitu pun dengan guru mereka.
Sekolah yang berdiri sejak 2012 lalu di daerah transmigrasi ini miris dan nyaris tak mendapat perhatian dari pemerintah daerah setempat.
Hanya terdapat tiga ruangan yang dipakai menggelar kegiatan belajar mengajar, dengan siswa terdiri dari kelas 1 hingga 6.
Baca juga: 30 Tahun Perjalanan Sekolah Pelita Harapan dalam Menginspirasi Generasi Penerus Bangsa
Satu ruangan itu harus dipakai dua kelas belajar. Sehingga kadangkala, ada dua guru untuk mengajar kelas berberda dalam satu ruang.
Ruangan yang dipakai belajar mengajar itu hanya dibatasi sekat berupa sisa papan atau bangku yang rusak, belum lagi papan tulis mereka yang bolong. Atap, pintu plafon, dan fasilitas lainnya pun rusak.
Jika guru yang bertanggung jawab dalam kelas terlambat tiba di sekolah, maka guru lainnya harus mengisi jam pelajaran.
Kondisi ini tentu menjadi kendala bagi siswa terlebih pada guru. Selain itu, suara berisik dari kelas belajar sebelah membuat kondisi ini tidak nyaman.
Siswa di sekolah ini juga masih dalam keterbatasan kemampuan, seperti masih banyak yang tidak mengenakan alas kaki atau sepatu ke sekolah.
Meski kondisi masih terbatas, namun para siswa di sekolah ini tetap antusias untuk belajar.
Baca juga: 3 Manfaat Ikut Pramuka di Sekolah
Daffa, siswa Kelas 5 mengatakan, ia bercita-cita jadi polisi. Meski kondisi sekolahnya terbatas fasilitasnya, namun ia tetap berupaya betah untuk belajar.
“Saya masih betah sekolah di sini karena saya bisa berbagi dengan teman-teman, berjalan bersama pergi ke sekolah dan pulang ke sekolah, kadang kala kami ditemani guru jalan sama-sama,” kata Daffa.
Daffa berharap pemerintah dapat membantu sekolahnya agar mereka bisa merasakan pendidikan yang merata sama seperti rekan-rekannya di sekolah lain yang lebih maju.
Permintaan itu tanggung-tanggung ditujukan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), dan Menteri Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim. “Pak Jokowi, Pak Menteri Pendidikan bantulah sekolah kami,” ucap Daffa.
Ucapan tak jauh berbeda disuarakan Sisil, murid Kelas IV. Dia mengaku betah belajar meski keterbatasan menyelimuti karena gurunya baik.
“Betah belajar karena guru kami baik. Kami berharap sekolah ini bisa diperbaiki,” ujar Sisil.
Baca juga: Bupati Tangerang Larang Pelajar di Bawah Usia 17 Tahun Bawa Motor ke Sekolah
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.