KOMPAS.com - SM, bocah perempuan berusia 7 tahun asal Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan diduga diperkosa, AF (15).
AF adalah tetangga SM. Ia kemudian menyerahkan diri Polsek Tamalatea.
Saat ini remaja 15 tahun itu masih menjalani pemeriksaan intensif oleh unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA), Reskrim Polres Jeneponto.
Dugaan pemerkosaan tersebut terjadi di Kecamatan Bontoramba, Kabupaten Jeneponto pada Minggu (31/7/2022).
Baca juga: Dugaan Pemerkosaan Bocah 7 Tahun di Jeneponto, Keluarga Pelaku Keluar Kampung Halaman
Didampingi sang ibu, korban saat ini dirujuk di Rumah Sakit Labuang Baji, Kota Makassar. Sebelumnya korban dirawat di RS Unversitas Hasanuddin.
Korban juga dalam pemantauan UPT Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-Dalduk KB) Provinsi Sulsel.
Kepala Seksi Tindak Lanjut UPT Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Sulsel, Meisy Papayungan mengatakan korban dirujuk ke Makassar pada Senin (1/8/2022) pukul 04.00 WIB.
“Pasien dirujuk jam 4 subuh, kami terima informasi jam 6 pagi segera sudah ada tim di sana, ada kepala Seksi Tindak Lanjut UPT PPA Sulsel. Kemudian tadi juga saya sudah berkoordinasi langsung dengan pihak rumah sakit untuk bagaimana penganan selanjutnya,” katanya.
Baca juga: Anak 7 Tahun Korban Pelecehan Seksual di Jeneponto Dirawat di Makassar
Meisy mengatakan korban mengalami trauma dan sulit diajak berkomunikas. Selain itu ibu korban juga syok saat mengetahui kondisi anaknya.
"Korban saat ini masih lebih banyak diam, sehingga tim berusaha berkomunikasi agar korban tidak merasa ketakutan dan keluarganya tidak merasa sendiri menerima ujian ini," kata Meisy.
"Untuk itu, segera setelah seluruh tindakan medis selesai dilaksanakan kepada korban, proses pendampingan akan dilanjutkan dengan perawatan kondisi mental korban melalui psikolog. Nanti, pascaoperasi baru psikolog diturunkan,” ungkapnya.
Ia juga mengatakan pihaknya ikut mendampingi keluarga korban di rumah sakit.
“Sekarang ini kami fokus pendampingan untuk tindakan medis korban, kami juga mendampingi keluarga yakni orangtua korban. Karena tidak tahu tindakan-tindakan apa yang harus diambil jika konsul dengan dokter, beliau juga masih trauma dan sedih kaget anaknya menjadi korban,” tuturnya.
Pihaknya juga telah menyiapkan kebutuhan korban selama di RS seperti pakaian hingga susu.
Baca juga: Dituduh Tumbalkan Pasiennya, Dukun di Jeneponto Diamuk Warga hingga Alami Luka Bacok
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.