KOMPAS.com - Kasus meninggalnya bayi berusia satu bulan usai disuntik di RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar, Sulawesi Selatan menjadi perhatian banyak pihak.
Manajemen rumah sakit pun tengah mengaudit secara internal terkait dugaan kelalaian penanganan medis.
"Kita sekarang ini melakukan audit atas keadaan itu, artinya apa disampaikan keluarga tentu tidak bisa diterima 100 persen. Dan Rumah Sakit Wahidin memiliki aturan baku terhadap pelayanan," kata Pelaksana tugas (Plt) Direktur RSUP Wahidin Sudirohusodo, dr Nu'man AS Daud, saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (22/7/2022), seperti ditulis Antara.
Baca juga: Bayi 1 Bulan Meninggal di RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar Setelah Disuntik Obat
Kasus meninggalnya bayi berusia satu bulan usai disuntik perawat menjadi viral di media sosial.
Korban merupakan pasien rujukan dari Puskesmas Desa Tamanyeleng, Kabupaten Gowa, yang menderita penyakit usus turun.
Menurut Nu'man, RS tidak menginginkan orang dirawat dan meninggal.
Namun, kalau ada pasien dianggap meninggal tidak wajar, tentu itu tanggung jawab rumah sakit untuk melakukan, melihat, kemudian mengevaluasi apakah hal itu benar atau tidak.
Menurut Nu'man, pihaknya masih mengaudit ke bawah, apakah obat yang diberikan menjadi penyebab kematian bayi itu. Sebab, orang yang dirawat pasti diberikan obat.
Baca juga: Obat Diduga Tertukar, Bayi 1 Bulan di Makassar Meninggal Setelah Disuntik Perawat Magang
Saat ditanyakan apakah obat itu diduga tertukar dengan pasien lain, Nu'man menjawab, itu menurut pendapat keluarga pasien.
Tetapi, kata dia, di dalam ruangan ada sejumlah anak dirawat bersama.
Pada saat itu, beberapa anak juga disuntik pada hari yang sama. Kalau bukan obat itu yang diberikan, tentu ada dua anak meninggal karena tertukar obatnya.
Sementara itu, Nu'man membantah informasi bayi meninggal setelah disuntik perawat magang satu jam usai obat masuk di tubuhnya. Menurut Nu'man, perawat yang menyuntik sang bayi bukan perawat magang, tetapi perawat muda.
Dari evaluasi serta laporan awal yang masuk, ungkap dia, bayi tersebut diberikan obat oleh perawat. Satu jam kemudian, ada laporan kondisi bayi tidak bagus keadaannya diduga salah obat. Tetapi, saat diteliti obatnya sudah sesuai dan tidak tertukar.
Nu'man menyampaikan, bayi tersebut masuk rumah sakit dan rencana dioperasi, namun ditunda karena dari anestesi kondisinya belum baik.
Selain itu, ditemukan hernia pada paha sebelah kanan dan pada bagian pusar. Sehingga untuk dioperasi memerlukan perlakuan khusus.