MAKASSAR, KOMPAS.com - Seorang bayi berusia 1 bulan meninggal dunia di RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar setelah disuntikkan obat. Orangtua bayi, Mustainna Mansyur menilai anaknya diduga menjadi korban malpraktik.
Mustainna Mansyur warga Desa Tamanyeleng, Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa ini pun langsung memprotes pihak rumah sakit setelah bayinya meninggal dunia. Dia mengungkapkan, jika bayinya meninggal 1 jam setelah disuntik obat.
"Setelah mendapatkan suntikkan tersebut, anak saya menangis lalu seluruh badannya membiru. Di situlah anak saya kemudian meninggal," katanya.
Baca juga: Ibu di Kolaka Timur Sultra Melahirkan Bayi Kembar 4, Butuh Bantuan, 1 Bayi Meninggal
Mustainna menuturkan, jika sebelum dirujuk ke RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar. Anaknya sempat dibawa ke Puskesmas Desa Tamanyeleng dengan keluhan penyakit usus turun.
"Setelah dirawat di RSUP Wahidin, anak saya mendapatkan suntikan dari seorang oknum perawat magang," ujarnya.
Sementara itu, Plt Direktur Medik, Keperawatan dan Penunjang RSUP Wahidin Sudirohusodo Makassar, Dr dr Nu'man As Daud yang dikonfirmasi, Kamis (21/7/2022) langsung mengklarifikasi kejadian tersebut. Dia membenarkan adanya dugaan anak meninggal dunia tidak wajar.
Sementara pihaknya sementara menginvestigasi kejadian tersebut. Tim investigasi tentunya akan melakukan audit untuk mengetahui persis penyebab kematian anak tersebut.
"Katanya anak tersebut meninggal setelah diberikan obat. Kayanya juga obat anak itu tertukar sampai mengakibatkan meninggal dunia seperti yang beredar di medsos. Tentu tim investigasi melakukan audit dulu untuk mengetahui pasti penyebab kematian anak tersebut," ujarnya.
Nu'man membantah, jika anak tersebut diberikan obat lain yang bukan obatnya. Namun, tidak ada anak lain disuntikkan obat korban kepada anak lainnya yang ada di ruangan perawatan.
Baca juga: 10 Anak di Banyumas Positif Covid-19, 1 Bayi Meninggal dengan Status Probable
"Di ruang perawatan anak banyak anak yang dirawat. Jika memang obat yang disuntikkan tertukar, maka akan ada 2 anak yang meninggal. Tapi ini hanya satu dan anak-anak yang lain sedang dirawat masih kondisi baik," katanya.
Nu'man menjelaskan, jika anak tersebut masuk RSUP Wahidin Sudirohusodo dengan rencana operasi setelah dirawat 5 hari. Dua kali anak tersebut dijadwalkan operasi oleh dokter anestesi, namun kondisinya tidak memungkinkan sehingga dilakukan penundaan.
"Anaknya mau dioperasi dengan adanya Hernia di bagian paha dan perut. Anak ini punya riwayat kejang-kejang dan demam sebelum masuk rumah sakit, makanya operasi ditunda. Saat dirawat, anak ini pun masih sering kejang makanya dirawat juga oleh dokter ahli saraf anak. Selain itu juga, anak ini sering batuk dan sesak serta menderita penomonia. Sehingga anak ini dirawat oleh 4 dokter ahli," jelasnya.
Nu'man menegaskan, jika tim RCA akan melakukan audit hingga ke akar-akarnya. Mulai pemeriksan hingga pemberian obat ada standar operasional prosedur (SOP).
"Kalau ada kelalaian ditemukan dalam SOP, akan ditindak. Tim investigasi juga langsung bekerja saat malam itu juga dan berkoordinasi dengan pihak keluarga pasien untuk mengungkap kelalaian jika memang ada. Kita kan pelayan publik, kita tetap harus memberikan pelayanan terbaik," tegasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.