KOMPAS.com - Rumah Wale merupakan rumah tradisional Suku Minahasa yang sekarang menjadi rumah adat Sulawesi Utara.
Rumah Wale atau yang juga disebut Walewangko bagi masyarakat Minahasa berarti Rumah Pewaris.
Rumah Wale berupa rumah panggung yang dibangun di atas tiang dan balok.
Tiang dan balok itu berfungsi untuk mendukung bagian lantai rumah, namun dua di antaranya tidak boleh disambung.
Bagian kolong Rumah Wale digunakan untuk menyimpan hasil bumi.
Pembuatan rumah ini cukup unik, karena semua bahan yang digunakan berasal dari kayu.
Rumah Wale ini di masa lalu digunakan sebagai rumah tinggal masyarakat suku Minahasa.
Saat ini, meski masih dijadikan sebagai rumah tinggal, namun Rumah Wale juga dianggp ikon budaya Minahasa dan Sulawesi Utara.
Baca juga: Rumah Adat Baileo: Bentuk, Fungsi dan Keunikan
Rumah adat Sulawesi Utara atau masyarakat Minahasa ini dahulu dibuat dengan teknik ikat, yaitu menempel pada pohon yang tinggi.
Teknik ikat ini dilakukan sebagai upaya untuk mengantisipasi banjir atau gangguan binatang buas.
Namun pada tahun 1850, seorang peneliti Belanda mencatat adanya perubahan pada Rumah Wale.
Rumah adat ini tidak lagi diikat di pohon, melainkan dibuat panggung. Konsep rumah panggung ini yang bertahan hingga saat ini.
Adapun kayu yang digunakan untuk membuat Rumah Wale ini umumnya kayu besi, sebagai bahan utama rangka rumah.
Kayu besi dipilih karena sifatnya yang kokoh dan awet, dan mampu menopang rumah hingga ratusan tahun.
Selain itu juga digunakan kayu cempaka dan kayu nyatoh untuk melapisi interior bagian dalam rumah.