PAREPARE, KOMPAS.com- Muhammad Sahar, pelajar SMPN 2 Kota Parepare, Sulawesi Selatan, dinyatakan dokter mendadak tidak bisa berjalan bukan karena divaksin Covid-19.
Remaja itu disebut sulit berjalan karena mengalami gangguan rangsangan di tulang belakang.
"Dari hasil pemeriksaan apa yang dialami siswa tersebut bukan karena efek suntik vaksinasi, tetapi terdapat gangguan rangsangan pada tulang punggung nomor empat (lumbar 4) sehingga sebagian tulangnya tidak maksimal bergerak," kata Dokter Spesialis Syaraf Rumah Sakit Umum Andi Makkasau Kota Parepare, Muhammad Yusuf, Rabu (19/1/2022).
Baca juga: Pelajar di Parepare Sulsel Dikabarkan Lumpuh Usai Divaksin
Yusuf mengatakan, Sahar mengalami penyempitan tulang belakang yang menyebabkan penyempitan syaraf.
Gangguan itu yang membuat remaja ini sampai tidak bisa berdiri.
Kondisi itu diduga dokter terjadi karena ada gerakan yang salah dilakukan Sahar saat berolahraga.
"Dari keterangan keluarga si anak aktif olahraga bulutangkis, tentunya jika terdapat posisi yang salah dapat mengakibatkan nyeri pada tulang punggung,” terang Yusuf.
Baca juga: Kronologi Joko Santoso Tidak Bisa Melihat Sehari Setelah Divaksin Covid-19
Gejala yang dialami Sahar, kata Yusuf, tidak seperti orang mengalami komplikasi akibat vaksinasi.
Orang yang mengalami komplikasi karena vaksinasi biasanya memberatkan seluruh bagian tubuh, dari tungkai atas sampai bawah. Sedangkan Sahar lumpuh bagian tungkai bawahnya.
Kita bisa akhiri pandemi Covid-19 jika kita bersatu melawannya. Sejarah membuktikan, vaksin beberapa kali telah menyelamatkan dunia dari pandemi.
Vaksin adalah salah satu temuan berharga dunia sains. Jangan ragu dan jangan takut ikut vaksinasi. Cek update vaksinasi.
Mari bantu tenaga kesehatan dan sesama kita yang terkena Covid-19. Klik di sini untuk donasi via Kitabisa.
Kita peduli, pandemi berakhir!
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.