Kerugian yang dimaksud berhubungan dengan pembunuhan orang-orang Belanda oleh Makassar.
Baca juga: Makam Putri Sultan Hasanuddin Terancam Digusur, Ini Penjelasan Pemkab Mempawah
Karena peringatan VOC tidak diindahkan, Speelman mulai mengadakan tembakan meriam terhadap kedudukan dan pertahanan orang-orang Gowa.
Tembakan-tembakan meriam kapal-kapal VOC dibalas juga dengan dentuman-dentuman meriam yang gencar dilancarkan pihak Gowa.
Maka, terjadilah tembakan-tembakan duel meriam antara armada kapal-kapal VOC dengan
benteng pertahanan Kerajaan Gowa.
Pertempuran hebat terus terjadi, armada VOC dibantu pasukan Kerajaan Bone yang berada di bawah komando Arung Palakka.
Akhirnya tidak kuat menahan gempuran VOC dan pasukan Kerajaan Bone, Sultan Hasanuddin dipaksa menandatangani Perjanjian Bongaya pada 18 November 1667.
Dengan perjanjian itu, Sultan Hasanuddin harus mengakui monopoli VOC yang selama ini ditentangnya.
Selain itu, dia juga harus mengakui Arung Palakka menjadi Raja Bone. Wilayah Kerajaan Gowa pun dipersempit.
Baca juga: Ini Penyebab Atap Bandara Sultan Hasanuddin Keluarkan Asap Tebal
Akan tetapi, semua itu tidak memadamkan semangat juang Sultan Hasanuddin beserta pasukannya.
Perlawanan-perlawanan masih terjadi pasca perjanjian, namun sayangnya tidak membuahkan hasil yang maksimal. Sehingga, VOC masih mendominasi di wilayah Sulawesi Selatan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.