Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Milenial Terlibat Bom Bunuh Diri, Iming-iming Jalan Pintas Masuk Surga, Direkrut Melalui Medsos

Kompas.com - 31/03/2021, 09:59 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Peneliti terorisme mengatakan banyak anak muda yang dijaring dalam kelompok teroris melalui media internet dan diiming-imingi jalan pintas ke surga jika melakukan bom bunuh diri.

Hal itu dikatakan menyusul peristiwa pengeboman di sebuah gereja Katolik di Makassar, Sulawesi Selatan, yang pelakunya merupakan seorang pemuda kelahiran tahun 1995.

Pemerintah diminta lebih gencar mengawasi perekrutan teroris melalui internet dan membenahi program deradikalisasi mantan teroris, yang hingga kini disebut masih kerap melakukan perekrutan anggota baru, salah satunya melalui media sosial.

Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengatakan telah menggandeng berbagai pihak untuk terus mengatasi konten-konten radikal di media sosial.

Baca juga: Paket Mencurigakan Bertuliskan Islam X Ditemukan di Pinggir Jalan Makassar

'Target khas kelompok teroris'

Doa bersama lintas agama di Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) (29/03) Kabupaten Jombang, Jawa Timur, diharapkan akan menguatkan para korban.ANTARA FOTO/Syaiful Arif/aww. Doa bersama lintas agama di Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) (29/03) Kabupaten Jombang, Jawa Timur, diharapkan akan menguatkan para korban.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan bahwa pelaku pengeboman bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, yang berinisal L adalah seorang pemuda kelahiran 1995.

Ia dan istrinya berusaha memasuki gereja sebelum meledakkan diri, mengakibatkan 20 orang di wilayah gereja itu luka-luka.

Boy Rafli menyebut anak-anak muda adalah target khas dari kelompok teroris.

Baca juga: Pasca-Insiden Bom Bunuh Diri, Gereja Katedral Makassar Tetap Gelar Ibadah Peringatan Hari Paskah

"Jadi inisial L ini dengan istrinya adalah termasuk kalangan milenial yang sudah menjadi ciri khas korban dari propaganda jaringan terorisme," kata Boy sebagaimana dilaporkan wartawan untuk BBC News Indonesia.

Kedua pelaku itu disebut polisi bergabung Jamaah Ansharut Daulah atau JAD.

Kelompok itu berafiliasi dengan kelompok yang menamai diri mereka Negara Islam atau ISIS.

Menanggapi itu, peneliti terorisme dari Universitas Malikussaleh Aceh, Al Chaidar, mengatakan sejak empat tahun belakangan, kelompok terorisme JAD kerap mengincar anak-anak muda.

Baca juga: Wali Kota Makassar Imbau Shalat Tarawih Dipisah, Penyintas dan Orang yang Sudah Divaksin di Dalam Masjid

Yang diincar, katanya, bukan dari pesantren, tapi pengguna internet.

"Yang direkrut kebanyakan anak muda, milenial baru, yang dianggap masih bersih tanpa ada pengaruh NU atau Muhamadiyah. Mereka-mereka yang cenderung kosong secara keagamaan, kering secara spiritual.

"Kebanyakan mereka [perekrut] menggunakan media sosial, mereka membahas tentang jihad dan makna mati syahid supaya bisa masuk surga. Mereka tawarkan shortcut to heaven, jalan pintas ke surga," kata Al Chaidar.

Baca juga: Pelaku Bom Bunuh Diri Makassar Tulis Surat Wasiat untuk Ibunya, Ini Isinya

Menurutnya, pemerintah perlu menambahkan sumber daya untuk melakukan pengawasan di internet untuk mencegah perekrutan teroris melalui media sosial maupun aplikasi berbagi pesan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sopir Truk Ditemukan Tak Bernyawa di Pelabuhan Ferry Baubau, Polisi: Ada Riwayat Stroke

Sopir Truk Ditemukan Tak Bernyawa di Pelabuhan Ferry Baubau, Polisi: Ada Riwayat Stroke

Makassar
Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Kamis 25 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Makassar
Warga Makassar Temukan Kardus Berisi Bayi Perempuan di Depan Warung

Warga Makassar Temukan Kardus Berisi Bayi Perempuan di Depan Warung

Makassar
Buron 2 Bulan, Pria yang Melempar Bom Molotov ke Ayah dan Adik Ditangkap

Buron 2 Bulan, Pria yang Melempar Bom Molotov ke Ayah dan Adik Ditangkap

Makassar
Pengiriman Emas Batangan 10 Kg Diduga Hasil PETI Digagalkan di Bandara Sam Ratulangi Manado

Pengiriman Emas Batangan 10 Kg Diduga Hasil PETI Digagalkan di Bandara Sam Ratulangi Manado

Makassar
Antisipasi Penyakit Jembrana, Pemprov Gorontalo Perketat Wilayah Perbatasan dengan Sulteng

Antisipasi Penyakit Jembrana, Pemprov Gorontalo Perketat Wilayah Perbatasan dengan Sulteng

Makassar
Motif Penganiayaan Bocah SMP di Makassar, Pelaku Sakit Hati Sering Dipalak dan Diejek

Motif Penganiayaan Bocah SMP di Makassar, Pelaku Sakit Hati Sering Dipalak dan Diejek

Makassar
Terungkap, Manusia Silver, Pengemis, dan Badut-Badut di Kota Makassar Beromzet hingga Rp 1 Juta per Hari

Terungkap, Manusia Silver, Pengemis, dan Badut-Badut di Kota Makassar Beromzet hingga Rp 1 Juta per Hari

Makassar
Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Rabu 24 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Makassar
Truk Kontainer Tabrak 7 Kendaraan di Turunan Curam Datae, Sidrap, 1 Tewas

Truk Kontainer Tabrak 7 Kendaraan di Turunan Curam Datae, Sidrap, 1 Tewas

Makassar
Tim Tabur Kejati Sulsel Tangkap DPO Kasus Perzinaan di Makassar

Tim Tabur Kejati Sulsel Tangkap DPO Kasus Perzinaan di Makassar

Makassar
3 Anak di Polewali Mandar Tertimpa Tembok yang Roboh, 2 Orang Meninggal

3 Anak di Polewali Mandar Tertimpa Tembok yang Roboh, 2 Orang Meninggal

Makassar
30 Pemuda di Makassar Diamankan Saat Pesta Miras, Digelandang ke Mapolsek Panakkukang

30 Pemuda di Makassar Diamankan Saat Pesta Miras, Digelandang ke Mapolsek Panakkukang

Makassar
Viral, Video Seorang Perempuan di Makassar Pegang Parang Saat Hendak Ditagih Utang

Viral, Video Seorang Perempuan di Makassar Pegang Parang Saat Hendak Ditagih Utang

Makassar
Pasangan Pengantin di Luwu Utara Tetap Gelar Resepsi Pernikahan di Tengah Banjir

Pasangan Pengantin di Luwu Utara Tetap Gelar Resepsi Pernikahan di Tengah Banjir

Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com