Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar menuturkan, pelaku belajar meracik bom lewat pelatihan di media sosial.
“Mereka kembangkan tata cara membuat bahan peledak secara online training di media sosial,” sebutnya, usai menghadiri rapat dengan Kapolri di Makassar, Senin.
Boy menambahkan, dua pelaku tersebut masih berusia muda.
"Pelaku inisial L ini dengan istrinya adalah masuk dalam kalangan milenial," ujarnya.
Kapolri menambahkan, L dan YSF merupakan bagian dari JAD Sulawesi Selatan. Mereka memiliki peran dalam pembelian bahan yang digunakan sebagai alat bom bunuh diri.
Baca juga: Pelaku Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar Punya Hubungan Suami Istri
Kapolri menuturkan, sebelum melakukan aksi bom bunuh diri, L meninggalkan surat wasiat kepada orangtuanya.
"Saudara L ini sempat meninggalkan surat wasiat kepada orangtuanya yang isinya mengatakan yang bersangkutan berpamitan dan siap untuk mati syahid," ungkap Listyo.
Dia menerangkan, aksi bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar ini sudah lama direncanakan oleh L.
Baca juga: Pelaku Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar Tinggalkan Surat Wasiat
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Makassar, Himawan; Kontributor Makassar, Hendra Cipta | Editor: Khairina, Teuku Muhammad Valdy Arief, Dony Aprian)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.