KOMPAS.com-Bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, menyebabkan 20 orang terluka.
Hingga kini, ada beberapa yang masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.
"Tinggal 13 di rumah sakit," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan Kombes E Zulpan dalam wawancara bersama Kompas TV, Jumat (29/3/2021).
Baca juga: Cerita di Balik Peristiwa Bom Bunuh Diri Makassar, Melawan Takut demi Menolong Sesama
Dari 13 korban itu, dua di antaranya dirawat secara intensif di ICU.
Selain korban luka, alam peristiwa tersebut ada dua orang tewas. Keduanya adalah orang yang diduga sebagai pelaku bom bunuh diri.
Salah satu pelaku adalah laki-laki yang berinisial L. Dia diduga terkait dengan kelompok Jamaah Ansharut Daulah yang berafiliasi dengan ISIS.
Zulpan juga menyebut, L pernah terlibat dalam aksi teror di Filipina.
Baca juga: Polisi Geledah Rumah Terduga Pelaku Bom di Makassar, Terdengar Suara Dentuman
Sedangkan satu pelaku lain merupakan perempuan yang belum diketahui identitasnya.
Sebagai informasi, bom bunuh diri terjadi di depan Gereja Katedral Makassar pada Minggu (28/3/2021) sekitar 10.30 Wita.
Saat menjalankan aksinya, pelaku masuk ke halaman gereja melalui pintu gerbang. Namun, mereka dihalau petugas keamanan gereja.
Tidak lama setelah dihalau, bom meledak.
Baca juga: Densus 88 Geledah Rumah Terduga Pelaku Bom Bunuh Diri di Makassar
Kedua pelaku bom bunuh diri itu diketahui mengendarai sepeda motor bernomor polisi DD 5984 MD.
Dari hasil pemeriksaan, sepeda motor matic tersebut atas nama H yang beralamat di Pampang, Kecamatan Panakukang, Makassar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.