Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saat Melihat Pecahan Kaca Hotel, Saya Pastikan Ledakannya Besar"

Kompas.com - 28/03/2021, 15:48 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Pastor Gereja Katerdal Makassar Wilhelmus Tulak mengajak umatnya untuk tenang dan tak terprovokasi pasca-aksi bom bunuh diri pada Minggu (28/3/2021).

Wilhelmus menceritakan, aksi keji itu terjadi setelah umat merampungkan ibadat Minggu Palma.

"Saat itu 'kan baru selesai ibadah sesi kedua, baru akan dilanjutkan misa ibadah sesi ketiga pukul 11.00 WITA. Karena adanya insiden itu, akhirnya ibadah kami tiadakan dan anggota jemaat lainnya kalau mau lanjutkan bisa mencari gereja lainnya," katanya seperti dilansir dari Antara.

Baca juga: Ledakan di Gereja Katedral Makassar, KPID Ingatkan Media Tidak Siarkan Gambar Potongan Tubuh

Sementara itu, menurutnya, ledakan terdengar sangat keras dan membuat kaca di Hotel Singgasana pecah. Hotel tersebut berada di bagian selatan gereja.

"Saya pastikan itu ledakan besar karena terjadi di pintu gerbang gereja. Saya menoleh keluar dan melihat banyak pecahan kaca hotel dan itu saya pastikan jika ledakan itu sangat besar," ucapnya.

Baca juga: Ledakan Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar Terekam CCTV, Ini Detik-detik Kejadiannya

 

Pecahan kaca

Petugas kepolisian melakukan pemeriksaan di sekitar sisa-sisa ledakan dugaan bom bunuh diri di depan Gereja Katolik Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021). Ledakan bom di gereja tersebut mengakibatkan dua korban tewas yang diduga pelaku bom bunuh diri serta melukai 14 orang jemaat dan petugas gereja. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/foc.ANTARA FOTO/ABRIAWAN ABHE Petugas kepolisian melakukan pemeriksaan di sekitar sisa-sisa ledakan dugaan bom bunuh diri di depan Gereja Katolik Katedral, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021). Ledakan bom di gereja tersebut mengakibatkan dua korban tewas yang diduga pelaku bom bunuh diri serta melukai 14 orang jemaat dan petugas gereja. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/foc.

Sementara itu, akibat ledakan bom bunuh diri itu, sejumlah umatnya terluka.

“Untuk umat yang luka-luka terjadi di dekat lokasi bom. Ada juga yang luka terkena pecahan kaca,” jelasnya.

Wilhelminus menyatakan, jemaat maupun pihak gereja tidak ada yang menjadi korban jiwa.

“Uskup dan pastor aman, umat aman, anggota tim keamanan ada yang terbakar dan dalam keadaan sadar,” katanya.

Sementara itu, pasca-aksi bom bunuh diri tersebut, Gereja Katedral Makassar meniadakan dua misa yang telah dijadwalkan sebelumnya.

“Peribadatan hari ini ditiadakan supaya kita dalam posisi waspada. Kami sepakat hari ini ibadah ditiadakan,” ujar Wilhelminus.

Baca juga: Korban Luka akibat Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar Bertambah

Update jumlah korban

Lokasi ledakan diduga bom bunuh diri di Gereja Katedral, Jl Kajaolalido, Makassar, saat ini telah dipasangi garis polisi, Minggu (28/3/2021) siang. TRIBUN-TIMUR.COM/EMBA Lokasi ledakan diduga bom bunuh diri di Gereja Katedral, Jl Kajaolalido, Makassar, saat ini telah dipasangi garis polisi, Minggu (28/3/2021) siang.
  

Sementara itu, menurut informasi terbaru dari Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol E Zulpan, korban luka akibat bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar bertambah menjadi 14 orang.

"Jadi 14 saat ini sedang dirawat di rumah sakit tentunya berasal dari korban luka, ledakan bom di TKP. Ada sebagian jemaat," katanya.

Lalu, terduga pelaku aksi bom bunuh diri diperkirakan dua orang. Ada satu orang coba menerobos dan dihalangi pihak keamanan, sehingga tidak sampai masuk ke dalam.

Tak ada korban jiwa dari umat gereja. Korban luka adalah warga yang berada di sekitar pintu gerbang gereja dan tidak ada meninggal.

Baca juga: Sejarah Gereja Katedral Makassar, Jejak Toleransi Raja Gowa Sultan Alauddin

 

Melukai rakyat Indonesia

Uskup Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo (tengah) usai memimpin misa pertama Malam Paskah di Gereja Katedral Jakarta, Sabtu (11/4/2020). Untuk memutus penyebaran wabah Covid-19, Umat Katolik menjalani pekan Tri Hari Suci secara daring melalui siaran televisi maupun streaming.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Uskup Ignatius Kardinal Suharyo Hardjoatmodjo (tengah) usai memimpin misa pertama Malam Paskah di Gereja Katedral Jakarta, Sabtu (11/4/2020). Untuk memutus penyebaran wabah Covid-19, Umat Katolik menjalani pekan Tri Hari Suci secara daring melalui siaran televisi maupun streaming.

Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo mengatakan, aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar tak hanya melukai umat Katolik, namun juga seluruh rakyat Indonesia.

"Ledakan bom bunuh diri yang terjadi di halaman Gereja Katedral Makassar tidak hanya melukai umat Katolik, tetapi seluruh bangsa Indonesia dan kemanusiaan," jelas Suharyo pada Kompas.com, Minggu (28/3/2021).

Suharyo pun mengajak masyarakat luas untuk tetap bergandeng tangan dan tidak terpecah belah atas aksi tersebut.

Bahkan, dirinya menyebut, aksi tersebut justru akan menguatkan persaudaraan antar anak bangsa.

"Semoga peristiwa ini terus mendorong kita semua untuk tanpa lelah berusaha membangun persaudaraan sejati di antara sesama warga bangsa," terangnya.

(Penulis: Tatang Guritno | Editor: Krisiandi, Reza Kurnia Darmawan, Candra Setia Budi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banjir dan Longsor Terjang 11 Desa di Luwu Sulsel

Banjir dan Longsor Terjang 11 Desa di Luwu Sulsel

Makassar
Banjir Bandang Terjang 4 Kecamatan di Palopo Sulsel

Banjir Bandang Terjang 4 Kecamatan di Palopo Sulsel

Makassar
7 Kampus di Makassar Diduga Ikut Program Ferienjob di Jerman

7 Kampus di Makassar Diduga Ikut Program Ferienjob di Jerman

Makassar
Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Sulawesi Selatan, 29 Maret 2024

Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Sulawesi Selatan, 29 Maret 2024

Makassar
Ini Ruas Jalan di Sleman yang Perlu Diwaspadai Pemudik

Ini Ruas Jalan di Sleman yang Perlu Diwaspadai Pemudik

Makassar
Mahasiswa di Baubau Ditangkap karena Edarkan Sabu, Dibayar Rp 25.000 per Bungkus

Mahasiswa di Baubau Ditangkap karena Edarkan Sabu, Dibayar Rp 25.000 per Bungkus

Makassar
Usut Dana Hibah, Kejari Kembali Periksa 4 Pengurus KONI Makassar

Usut Dana Hibah, Kejari Kembali Periksa 4 Pengurus KONI Makassar

Makassar
Saat PDAM Makassar Gratiskan Tagihan Air Seluruh Masjid Selama Ramadan...

Saat PDAM Makassar Gratiskan Tagihan Air Seluruh Masjid Selama Ramadan...

Makassar
Bagi-bagi Uang Saat Pemilu, Caleg Demokrat Dituntut 5 Bulan Penjara

Bagi-bagi Uang Saat Pemilu, Caleg Demokrat Dituntut 5 Bulan Penjara

Makassar
Pria Bercadar dan Berbaur dengan Jemaah Wanita di Makassar Dipulangkan

Pria Bercadar dan Berbaur dengan Jemaah Wanita di Makassar Dipulangkan

Makassar
Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Kamis 28 Maret 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Makassar
Ari-ari Bayi Ditemukan Tercampur Pakaian Kotor di Tempat 'Laundry', Awalnya Dikira Janin

Ari-ari Bayi Ditemukan Tercampur Pakaian Kotor di Tempat "Laundry", Awalnya Dikira Janin

Makassar
Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Rabu 27 Maret 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini Rabu 27 Maret 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Makassar
Hak Penyandang Disabilitas Belum Terpenuhi dalam Rekrutmen PPPK Gorontalo

Hak Penyandang Disabilitas Belum Terpenuhi dalam Rekrutmen PPPK Gorontalo

Makassar
Tradisi 'Hui lo Kunu', Berburu Kacang dan Pisang Saat Pertengahan Ramadhan di Batudaa Gorontalo

Tradisi "Hui lo Kunu", Berburu Kacang dan Pisang Saat Pertengahan Ramadhan di Batudaa Gorontalo

Makassar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com