KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat meluncurkkan kampanye "Taki Mi’guru” atau “Ayo Kembali Belajar”.
Kampanye tersebut dilakukan untuk memulihkan kegiatan belajar yang sempat terhenti karena gempa bumi pada Januari 2021.
Nandang Cahyono, Koordinator Bidang Perencanaan dan Program Kelompok Kerja (Pokja) Pendidikan Mamuju menginisiasi kampanye tersebut.
Ia mengatakan anak-anak yang terdampak gempa cukup lama tidak mengikuti kegiatan belajar karena harus ikut orang tua mereka mengungsi.
Baca juga: Selain Bantuan Pangan, Kantor Pos Mamuju Salurkan BST untuk 11.888 KPM
Sementara itu kegiatan belajar sebelumnya sudah terganggu oleh pandemi virus corona. Karena kegiatan belajar terhenti, semangat belajar anak-anak makin menurun.
Akhirnya, mereka mulai keranjingan bermain game online atau memilih membantu orang tua bekerja di kebun atau menangkap ikan di laut.
“Ya ini mengkhawatirkan. Jangan-jangan ini bencana ketiganya. Kalau kita biarkan begitu, anak -anak sudah tidak punya semangat belajar lagi. Mari kita ramai-ramai membuat kegiatan kampanye TakiMi’Guru ini,” ujar Nandang Cahyono, yang akrab dipanggil Nando, Selasa (16/3/2021) dilansir dari VOA Indonesia.
Baca juga: Seorang Balita di Pengungsian Mamuju Meninggal, Kondisi Sempat Membaik, tapi Kemudian Drop
Dalam kampanye itu, anak-anak belajar dalam kelompok-kelompok kecil.
Kegiatan belajar dilakukan dengan cara yang menyenangkan dan tetap mengikuti protokol kesehatan pencegahan COVID-19.
Taki Mi’Guru juga berupaya meningkatkan peran orang tua untuk mendampingi anak-anak dalam belajar, termasuk peran masyarakat di desa untuk terlibat dalam pemulihan pendidikan pascabencana.
“Ada guru yang rumahnya juga ikut rusak, ikut juga mengungsi sehingga beban psikologisnya ikut mempengaruhi mood dia untuk mengajar. Nah itu yang coba kita bantu. Coba kita isi bersama teman-teman di sini untuk mengisi gap (kekosongan) itu,” kata Nandang Cahyono.
Baca juga: Balita Korban Gempa Mamuju Meninggal, Diduga Kedinginan di Tenda hingga Alami Sesak Napas
Data Pokja pendidikan menyebutkan dua guru meninggal dan lebih dari 300 guru luka-luka akibat gempa.
Murniani, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Mamuju, mengakui ada penurunan keterlibatan orang tua dalam memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak karena harus mengungsi.
Baca juga: Kala Korban Gempa di Mamuju Jalani Operasi Caesar Dalam Tenda