Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hentikan Dugaan Kampanye Hitam Erwin Aksa, Bawaslu Makassar Dilaporkan ke DKPP

Kompas.com - 23/10/2020, 16:37 WIB
Hendra Cipto,
Dony Aprian

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Makassar dilaporkan ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) karena menghentikan kasus dugaan kampanye hitam dengan terlapor Erwin Aksa selaku ketua tim pemenangan paslon nomor urut 2, Appi-Rahman.

Kuasa Hukum Danny-Fatma, Ilham Harjuna menilai Bawaslu Makassar tidak netral dalam menangani perkara pelanggaran pemilu.

“Ada lima kasus yang sudah kita laporkan, tapi tidak ada satu pun kasus yang ditindaklanjuti dengan berbagai alasan. Padahal, kami sudah menyerahkan bukti-bukti yang cukup. Dengan dihentikannya laporan kelima black campaign Erwin Aksa, kami segera laporkan Bawaslu Makassar ke DKPP,” tegasnya kepada Kompas.com, Jumat (23/10/2020).

Baca juga: Erwin Aksa Dilaporkan ke Bawaslu Sulsel Terkait Dugaan Kampanye Hitam

Ilham menjelaskan, jika terdapat perbedaan antara tim Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu) dengan pihak Bawaslu Makassar dalam menangani kasus Erwin Aksa.

Menurut dia, pihak Gakkumdu mengatakan tidak cukup bukti dan pihak Bawaslu Makassar menilai kasus tersebut merupakan pelanggaran produk hukum lain.

“Tidak benar keterangan Gakkumdu yang mengatakan laporan terhadap Erwin Aksa dihentikan karena tidak cukup bukti permulaan, karena produk yang dihasilkan Bawaslu berbeda. Bawaslu sengaja menghentikan laporan tersebut menggunakan hukum lain, mungkin UU ITE atau UU PERS,” jelasnya.

Padahal, kata Ilham, laporan tersebut didasarkan pada kapasitas Erwin Aksa sebagai ketua tim pemenangan menyerang paslon Danny-Fatma.

"Makanya kami menggunakan UU Pemilukada karena UU tersebut mengatur segala hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pasangan calon, termasuk ketua tim pemenangan. Karena itu menurut kesimpulan saya, Bawaslu tidak netral atau berpihak pada salah satu pasangan calon,” tegasnya.

Sementara itu, Komisioner Bawaslu Makassar Zulkarnain menegaskan, laporan kuasa hukum paslon Danny-Fatma tidak cukup bukti.

“Laporan kasus black campaign itu berhenti di pembahasan kedua. Tidak cukup bukti untuk pidana pemilihan, sehingga tidak dilanjutkan,” singkat Zulkarnain ketika dikonfirmasi, Jumat (23/10/2020).

Baca juga: Debat Pilkada Makassar Digelar 3 Kali, Penerapan Protokol Kesehatan Jadi Perhatian Utama

Sebelumnya diberitakan, Erwin Aksa selaku ketua tim pemenangan pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar nomor urut 2, Munafri Arifuddin-Abdul Rahman Bando (Appi-Rahman) dilaporkan ke Bawaslu Sulsel terkait dugaan melakukan black campaign.

Erwin Aksa dilaporkan oleh kuasa hukum pasangan calon Wali Kota-Wakil Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi (Danny-Fatma), Rabu (15/10/2020).

Kubu Danny-Fatma menilai pernyataan Erwin yang dikutip di beberapa media massa telah menyerang kehormatan dan dapat merugikan pasangan calon Danny-Fatma yang saat ini sedang mengikuti proses kampanye dalam kontestasi Pilwalkot Makassar.

Dalam pernyataannya, Erwin Aksa mengatakan Danny Pomanto melakukan reklamasi pantai losari merusak biota laut dan merugikan nelayan, Danny Pomanto sering berkunjung ke luar negeri menghabiskan anggaran saja.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com