Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Makassar Pastikan Tak Perpanjang PSBB

Kompas.com - 21/05/2020, 23:16 WIB
Hendra Cipto,
Dony Aprian

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar resmi tak memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berakhir pada 21 Mei 2020.

“Pertimbangannya tidak melanjutkan PSBB karena kita telah melakukannya dua kali, dan itu merupakan bagian dari edukasi yang bagus kepada masyarakat tentang pentingnya protokol kesehatan. Besok kita terbitkan Perwali baru pengganti Perwali PSBB,” ujar Pejabat (Pj) Wali Kota Makassar Yusran Yusuf kepada wartawan, Kamis (21/5/2020).

Meski demikian, Yusran tetap menerbitkan Peraturan Wali Kota (Perwali) baru.

"Perwali pengganti PSBB tahap pertama dan kedua akan diterbitkan pada Jumat (22/5/2020)," tuturnya. 

Baca juga: PSBB Makassar Diperpanjang, Gubernur Sulsel: Tidak Ada Lagi Siram-siram Orang

Dalam perwali tersebut, kata dia, tetap akan ada sanksi bagi pelanggar yang tak mengenakan masker di jalan.

Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kota Makassar telah menggelar PSBB tahap pertama tanggal 24 April hingga 7 Mei 2020.

Selama PSBB berlangsung, seluruh petugas keamanan dan kesehatan diwajibkan berlaku santun kepada seluruh masyarakat.

Baca juga: PSBB Makassar Tahap 2, Pemprov Sulsel Bakal Gencar Gelar Rapid Test Massal

Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah melontarkan permintaan itu setelah mengevaluasi penerapan PSBB yang sudah berlangsung di Makassar.

"Perpanjangan ini kita lakukan, tapi dengan catatan, pertama semua petugas yang ada di lapangan itu lebih santun, termasuk Satpol PP. Turun bukan untuk marah-marah, tetapi turun untuk melayani,” jelas Nurdin Abdullah.

Nurdin berharap, petugas yang turun ke lapangan untuk meluruskan kekeliruan masyarakat.

Petugas diperbolehkan menghukum masyarakat yang melanggar aturan, tapi tidak dengan perkataan kasar.

“Orang yang dihukum itu butuh sentuhan. Tapi saya berharap, PSBB diperlakukan, ekonomi masyarakat bisa bergerak,” harap Nurdin.

Pada PSBB tahap kedua, pihaknya lebih mengintensifkan rapid test massal.

“PSBB ini bukan lagi tutup jalan dan sebagainya. Tetapi lebih massif kepada seseorang yang terjangkit virus Covid-19. Terutama kita harus potong rantai penularan virus, di mana lokal transmisi ini betul-betul ditemukan orangnya,” kata Nurdin Abdullah.

Nurdin mengungkapkan, rapid test massal di tempat-tempat yang dianggap berpotensi penyebaran Covid-19 seperti pasar, ojol dan sebagainya.

“Apa yang kita fokus adalah daerah-daerah episentrum penularan. Yang kedua adalah kita akan menyisir pasar-pasar terutama penjual, ojol dan sebagainya. Tadi kita sudah putuskan, kebetulan kita punya rapid test cukup besar, makanya melakukan rapid test kepada seluruh masyarakat secara massif dan kita berharap satu hari bisa selesai,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com