Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiba di Kantor Polisi, Tersangka Pencemaran Nama Baik Gubernur Nurdin Abdullah Batal Diperiksa

Kompas.com - 13/01/2020, 13:21 WIB
Himawan,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Eks Kepala Biro Pembangunan Sulawesi Selatan Jumras gagal diperiksa penyidik Polrestabes Makassar.

Jumras ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pencemaran nama baik Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah. 

Kasat Reskrim Polrestabes Makassar AKBP Indratmoko mengungkapkan, Jumras telah datang ke kantor polisi pada Jumat (10/1/2020) pagi.

Namun, ia batal diperiksa dengan alasan sakit. 

"Iya, yang bersangkutan (Jumras) datang penuhi panggilan penyidik sekitar Jam 10.00, tapi enggak jadi diperiksa karena kondisi tidak sehat jadi tidak siap untuk diperiksa," kata Indratmoko melalui pesan WhatsApp, Senin (13/1/2020).

Baca juga: Eks Kabiro Pembangunan Sulsel Jadi Tersangka Pencemaran Nama Gubernur Nurdin Abdullah

Indratmoko mengatakan, penyidik telah menjadwalkan kembali pemeriksaam kepada mantan pejabat pemprov Sulsel tersebut.

Namun, ia enggan membeberkan jadwal pemeriksaan ulang. 

Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Yudhiawan Wibisono mengatakan, pemeriksaan terhadap Jumras bakal dilakukan secepat mungkin agar berkasnya bisa dirampungkan. 

Namun, menurutnya kasus Jumras bisa dihentikan apabila Nurdin bersedia memaafkan Jumras dan mencabut laporannya secara resmi di penyidik. 

"Kalau belum P21 itu masih kewenangan polisi. Tapi intinya memang itu delik aduan, dicabut boleh-boleh saja. Namun, harus ada pencabutan resmi. Memaafkan boleh saja," ujar Yudhiawan kepada wartawan. 

Yudhiawan menjelaskan, Jumras tidak akan ditahan meskipun sudah ditetapkan tersangka. 

Hal ini dikarenakan kasus yang dialami mantan Kabiro Umum Pemprov Sulsel itu hanya delik aduan.

Baca juga: Di Persidangan, Jaksa KPK Singgung Pertemuan Romy dengan Eks Kabiro Kepegawaian Kemenag

Namun, Jumras bisa ditahan bila dalam pelimpahannya, Jumras juga dikenakan pasal SARA.

"Belum ditahan karena delik aduan, tapi kalau udah menyangkut SARA, kita bisa tahan," ucap Yudhiawan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com