Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daerahnya Terisolir Puluhan Tahun, Masyarakat Seko Akhirnya Nikmati Jalan Beraspal

Kompas.com - 27/11/2019, 23:09 WIB
Hendra Cipto,
Khairina

Tim Redaksi

 

MAKASSAR, KOMPAS.com – Sudah 74 tahun Indonesia merdeka, masyarakat Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan tidak pernah merasakan jalanan aspal.

Jalan untuk menuju ke Kecamatan Seko melalui jalan berlumpur dan berkubang dengan jarak tempuh sekitar 8 jam perjalanan.

Masyarakat Seko harus memodifikasi motornya dengan menggunakan ban trail. Sedangkan, kendaraan roda empat, sulit dilalui dengan kendaran biasa.

Baca juga: Aspal Taxiway Bandara Samarinda Retak, Penerbangan Ditutup hingga Senin

 

Sehingga, masyarakat Seko harus mengeluarkan uang Rp 700.000 hingga Rp 1.000.000 sebagai sewa ojek.

Di Kecamatan Seko inilah dikenal ojek termahal di Indonesia.

 Melihat kondisi tersebut, Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah memprioritaskan pembangunan jalan di Kecamatan Seko.

Di mana, Kecamatan Seko ini berbatasan dengan tiga provinsi yakni Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah.

Bahkan, Nurdin melakukan kunjungan langsung dengan didampingi Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani.

Dalam kunjungan itu, Nurdin merancang jalur segitiga emas di Kecamatan Seko untuk meningkatkan perekonomian di wilayah terpencil tersebut.

“Jalur segitiga emas ini akan menghubungkan akses jalan dari Seko, Sulawesi Selatan ke Sulawesi Tengah melalui Kabupaten Sigi dan Sulawesi Barat melalui Mamuju. Kita terus berusaha agar akses jalan ini tidak hanya sampai di Seko saja. Kita ingin membuat jalur segitiga emas yang nantinya menghubungkan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat,” kata Nurdin, Kamis (27/11/2019).

Untuk mewujudkan hal itu, lanjut Nurdin, dia berharap Seko mendapatkan sumber pembiayaan pertama, baik dari APBN, APBD Provinsi maupun APBD Kabupaten.

“Harapan kita adalah Seko sudah bisa diakses dengan kendaraan roda empat pada Desember tahun ini. Saya bersama ibu Bupati Luwu Utara, Indah akan membuktikan itu dengan berkunjung langsung ke sana,” ujar Nurdin.

Baca juga: Kisah Bripka Ralon Manurung Bangun Sekolah di Dusun Terpencil di Riau: Rela Jual Perhiasan Istri

Kecamatan Seko merupakan daerah terpencil di Kabupaten Luwu Utara, terdapat 12 desa yang terletak di Pegunungan Kambuno yang berada 2985 meter di atas permukaan laut.

Masyarakat di sana menggantungkan hidupnya dengan bertani, berkebun dan beternak kerbau.

Daerah ini dikenal sebagai penghasil kopi terbaik, baik jenis kopi robusta maupun arabika.

Selain ojek motor digunakan dari Kecamatan Masamba ke Kecamatan Seko dengan harga mahal, masyarakat juga bisa menggunakan moda transportasi pesawat dua kali sepekan yang berangkat dari bandara perintis Kecamatan Masamba- ke bandara perintis di Kecamatan Seko.

Pesawat jenis Casa yang bisa mengangkut 24 orang ini pun dipesan tiketnya jauh-jauh hari sebelumnya dengan harga Rp 300 ribuan.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com