MAKASSAR, KOMPAS.com - Pimpinan Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar akhirnya memutuskan untuk meliburkan kegiatan perkuliahan selama empat hari, pasca-penyerangan oleh orang tak dikenal (OTK) ke kampus tersebut sejak sepekan terakhir.
Wakil Rektor III UMI Prof Laode Husein mengatakan, keputusan ini diambil demi keamanan mahasiswa dan pegawai kampus.
Mereka merasa khawatir atas teror tak berkesudahan di kampus beralmamater hijau itu.
"Mulai Kamis hingga Minggu (diliburkan). Pertimbangan yang pertama kita mencermati fenomena yang ada. Keinginan kita untuk memberikan suasana yang kondusif dan pertimbangan keamanan," kata Husein kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Kamis (21/11/2019).
Baca juga: Penyerangan Kampus UMI Makassar Dipicu Dendam Lama
Laode menambahkan, selain meliburkan perkuliahan, petinggi kampus juga meliburkan segala bentuk aktivitas di dalam kampus yang terletak di Jalan Urip Sumoharjo, Kecamatan Panakkukang, Makassar itu.
Hal ini juga berlaku bagi organisasi intra kampus yang memiliki sekretariat di dalam kampus.
Laode menegaskan tidak boleh ada organisasi mahasiswa yang melaksanakan kegiatan di dalam kampus 2 UMI.
Selama pengosongan kampus UMI, pihaknya juga akan melakukan langkah-langkah restoratif untuk berbagai kasus yang terjadi di dalam kampus.
Polisi juga akan berjaga selama pengosongan kampus.
"Ini kan proses penegakan hukum dilakukan pihak kepolisian dan langkah-langkah restoratif kita harapkan itu ada," ujar dia.
Dalam sepekan terakhir, berbagai penyerangan yang dilakukan OTK terjadi di dalam UMI.
Peristiwa ini bermula pada Selasa 12 November lalu yang menyebabkan mahasiswa Fakultas Hukum UMI Andi Fredi Akirmas tewas ditikam oleh OTK.