KOMPAS.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menumpang ojek online ketika menghadiri Kongres Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Hotel Grand Inna Bali Beach, Sanur, Kamis (8/8/2019).
Perempuan yang juga kader PDI-P itu naik ojek online karena kendaraan yang ditumpanginya terjebak kemacetan dalam perjalanan menuju lokasi kongres.
Transportasi ojek online memang praktis dan sering menjadi solusi untuk menembus kemacetan.
Namun tidak jarang, banyak cerita menarik, mengharukan, dan menyedihkan yang dialami oleh para pengemudi ojek online.
Baca juga: Hadiri Kongres PDI-P, Risma Naik Ojek Online Kemudian Kursi Roda
Kompas.com merangkum kisah-kisah ojek online yang menjadi perhatian masyarakat.
Usut punya usut, tagihan itu berawal saat Irma dan rekan-rekannya sesama pengemudi ojek online menyerahkan KTP kepada Rudi Hardanto (36) yang telah ditetapkan sebagai tersangka penipuan.
Menurutnya, ada informasi yang beredar di grup-grup WhatsApp ojek online sekitar Maret 2019. Informasi itu menyebutkan, jika menyerahkan foto KTP dan foto diri bersama KTP, mereka akan mendapat uang Rp 100.000. Informasi itu menyebutkan, pengumpulan KTP ini untuk menarik poin di Traveloka.
Mereka kemudian menyerahkan KTP untuk mendapat uang dan lebih dulu didata di Hotel Star Pontianak.
"Kami yang ojek online ini tentu mau. Cuma menyerahkan KTP dapat uang Rp 100.000. Bahkan ada teman yang dapat Rp 300.000 karena bawa banyak kawan," kata Irma.
Oleh tersangka Rudi, KTP Irma dan rekan-rekannya digunakan untuk membuat akun di Traveloka dan mengajukan pembelian tiket pesawat serta hotel secara kredit.
"Tiket-tiket pesawat dan hotel itu kemudian dia jual kepada warga melalui Facebook dengan harga yang lebih murah," kata Kapolda Kalbar Irjen Pol Didi Haryono.
Dari percakapan itu, sang penumpang, Dika, meminta kesediaan pengemudi, Robertus Fernanda, untuk dibayar dengan satu kilogram beras sebagai pengganti jasa transportasi.
Saat dihubungi Kompas.com, Dika mengungkapkan alasannya membayar pengemudi ojek online dengan satu kilogram beras.
"Saya enggak pegang uang cukup dan ATM saya masih tertelan, jadi saya bayar pakai beras saja," ujar Dika, Selasa (2/7/2019).
Dika mengatakan, saat itu ia tengah terburu-buru karena mendapat panggilan wawancara kerja dari sebuah perusahaan.
Ia tak punya pilihan, karena temannya tak bisa mengantarkannya ke lokasi wawancara di Kalan Maulana Yusuf, Bandar Lampung, Lampung.
Akhirnya, Dika memesan ojek online Go-Jek dan tertera tarif sebesar Rp 6.000 untuk mengantarkannya ke lokasi wawancara.