MAKASSAR, KOMPAS.com - Jenazah Patra Marinna Jauhari (31) masih tertahan di RSUD Teluk Wondama dan belum dipulangkan ke kampung halamannya di Palopo.
Patra adalah seorang mantri yang mengabdi di Puskesmas Naikere, Manokwari, selama 10 tahun lamanya usai menempuh pendidikan kesehatan di Makassar.
Ia meninggal dunia pada 17 Juni lalu, di Desa Oya akibat penyakit malaria. Jenazah Patra baru dievakuasi pada 22 Juni 2019 menggunakan helikopter yang disewa Pemda dari Nabire atau empat hari setelah dia meninggal dunia.
Oya merupakan daerah pedalaman yang ada di Wasior, Manokwari.
Patra Marinna Jauhari merupakan satu diantara petugas kesehatan lainnya, yang harus mengabdikan diri di daerah pedalaman.
Baca juga: Kisah Mantri Patra, Meninggal dalam Kesendirian Saat Bertugas di Pedalaman Papua
Setiap tiga bulan sekali, petugas kesehatan yang ada di Manokwari secara bergilir bertugas di desa-desa terpencil untuk mengabdikan diri.
Nahasnya, pihak keluarga baru mengetahui Patra Marinna Jauhari meninggal kemarin, Jumat (21/6/2019).
Hal tersebut diceritakan langsung kerabat dekatnya, Eky Arisandi (45) dan Deny (44) saat menyambangi redaksi Tribun Timur, Sabtu (22/6/2019).
"Kami tidak mengetahui kalau dia sedang sakit. Karena di daerah tempat dia bertugas jaringan itu sangat sulit," kata Arisandi.
Kematian Patra baru diketahui setelah teman kerjanya menghubungi pihak keluarga.
"Kakak kandungnya share di grup keluarga juga," sambung Arisandi.
Baca juga: Kisah Gubernur Terjebak 9 Jam di Jalur Rusak Jalan Trans Papua Barat
Dari kronologis kejadian, Arisandi mengatakan sebelum meninggal Patra sakit malaria.
"Karena, kehabisan obat di Desa Oya. Akhirnya temannya, pergi ke Wasior untuk ambil obat," kisah Arisandi.
Jarak tempuh dari desa tersebut ke Wasior cukup jauh yakni tiga hari tiga malam dan hanya dapat di akses dengan berjalan kaki atau naik helikopter.
"Temannya belum tiba di Wasior, Patra sudah meninggal," tutur Arisandi.