MAKASSAR, KOMPAS.com - Senyum merekah terpancar di wajah Maulana Ikhsan (10), bocah kelas 4 SD saat ditemui di kamar indekos yang disewa orangtuanya di Blok AC BTP, Kelurahan Paccerakkang, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (24/5/2019) sore.
Dia masih mengingat kala dirinya menemani sang ayah berjualan keripik pisang di warung kopi di Makassar.
Ikhsan menjadi buah bibir di media sosial kala tertangkap kamera menuntun ayahnya yang tunanetra di pusat keramaian dan membantu menjajakan dagangan milik ayahnya tersebut ke orang-orang. Foto ini lantas viral dan membuatnya menuai pujian.
Kehidupan Ikhsan beserta keluarganya memang jauh dari kata sempurna. Dia memiliki kedua orangtua yang tunanetra.
Baca juga: Kisah Toleransi Murid-murid SD Kristen yang Jadi Tuan Rumah Buka Puasa Siswa Madrasah
Saat ini, dia tinggal bersama ayah, ibu serta satu adiknya di sebuah kamar indekos berukuran sekitar 4 x 5 meter.
Hanya ada satu ranjang kayu berukuran kecil yang berada di sisi kiri pintu masuk di kamar kos itu serta sebuah televisi yang kadang jadi hiburan keluarganya.
Baca juga: Kisah Pilu Taufik, Malaikat Kecil Penyelamat Turis Malaysia yang Jadi Tulang Punggung Keluarga (1)
Keterbatasan fisik kedua orangtuanya membuatnya sulit untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.
Sang ayah, Asep, mengaku pernah memiliki tunggakan tiga bulan kosnya. Oleh karena itu, Ikhsan harus menyediakan waktunya untuk membantu sang ayah menjual keripik.
"Saya ingin membahagiakan orangtua. Jadi saya harus membantu orangtua," kata Ikhsan saat ditemui Kompas.com di kediamannya.
Tak pernah malu
Bocah yang suka pelajaran tematik ini mengatakan, sebelum membantu orangtua, dia terlebih dahulu pergi ke sekolah hingga sore. Berjualan keripik, lanjut dia, diupayakan untuk tidak menghambat waktunya bersekolah dan bermain bersama teman-temannya.
Ikhsan mengatakan, baru ikut membantu ayahnya jika sudah pukul tujuh malam ketika ia selesai mengaji bersama teman-temannya. Ia baru menemani ayahnya berjualan di siang hari ketika itu hari Minggu atau pun hari libur karena tanggal merah.
"Daripada tinggal saja di rumah tidak ada dibikin, lebih baik bantu ayah berjualan sekalian ketemu juga sama orang-orang," tukasnya.
Baca juga: Kisah Alexander Farrel, Siswa Penyandang Tuna Netra yang Raih Nilai UN Matematika 100
Bocah yang bercita-cita menjadi tentara ini tak sedikit pun pernah merasa malu membantu orangtuanya yang tunanetra meski sempat menerima ejekan.