Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Minta Ibu yang Suruh Anak Ambil Paket Narkoba Serahkan Diri

Kompas.com - 21/05/2019, 19:55 WIB
Himawan,
Candra Setia Budi

Tim Redaksi

MAKASSAR, KOMPAS.com - Nasib N, remaja berusia 14 tahun yang kedapatan menerima paket narkoba seberat 1 kilogram milik ibunya kini masih belum jelas.

Pasalnya, sang ibu yang berinisial T masih dalam daftar pencarian orang (DPO) Polda Sulsel usai berhasil kabur saat penangkapan narkoba di Kecamatan Panakukang Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (18/5/2019) lalu.

Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Soendani mengungkapkan bahwa saat ini pihaknya belum bisa melakukan pendalaman lantaran N harus didampingi salah satu instansi pemerintah lantaran usianya yang masih di bawah umur.

Baca juga: Ibu Suruh Anak Jemput Paket, Ternyata Isinya Narkoba

 

Meski begitu, N ditetapkan polisi sebagai tersangka tindak pidana peredaran narkoba.

"Sesuai dengan UU Narkoba, barang bukti narkoba yang ada pada dirinya maka tetap N jadi tersangka. Walaupun dia anak-anak. Nanti dia akan diperlakukan secara khusus sebagai tersangka anak-anak," kata Dicky, Selasa (21/5/2019).

Kita belum mendalami lebih lanjut, karena kita belum menangkap T ini, karena N ini tidak tahu apa-apa. Karena sebagai anak dia patuh terhadap orangtua ambil barang. Nanti diserahkan.

Dicky mengatakan, bahwa N tidak mengetahui bila paket dari Jakarta yang pengirimnya dari Aulia Shop itu berisi narkoba.

Menurutnya, N hanya menjalankan perintah yang diberikan ibunya untuk mengambil barang tersebut di depan sebuah toko yang ada di Kecamatan Panakukang, Makassar.

Baca juga: BNN Sebut 256.000 Warga Sumatera Utara Terpapar Narkoba

Agar tidak terendus, lanjut Dicky, bukti penerimaan itu juga ditandatangani oleh anaknya. Tindakan ini, untuk menghindari hal-hal yang mencurigakan karena yang melakukannya masih berusia di bawah umur.

"Ini sangat sadis kalau kami katakan, anak sendiri dipergunakan untuk mengambil barang bukti narkoba ini," imbuhnya.

Atas penangkapan yang terjadi pada N, Dicky pun meminta sang ibu untuk menyerahkan diri.

Menurutnya, dengan penyerahan dirinya, nasib N juga bisa menemui kejelasan. Ia juga meminta T untuk tidak lagi melakukan tindak pidana yang mengorbankan anaknya.

"Jadi kami harap dia menyerahkan diri, kasihan anakmu dijadikan korban. Kamu jadikan juga dia Tersangka. Jadi ini adalah modus yang sangat kejam. Orangtua tega-teganya mengorbankan anaknya demi kepentingan narkoba ini," pungkasnya.

Baca juga: Dorfin Felix, WN Prancis Gembong Narkoba Divonis Hukuman Mati

Sebelumnya, seorang ibu berinisial T di Makassar tega mengorbankan anaknya yang masih berusia 15 tahun untuk mengambil sebuah kiriman paket narkoba seberat 1 kilogram, hingga pada akhirnya tertangkap anggota Reserse Mobil (Resmob) Polda Sulsel.

Kabid Humas Polda Sulsel Kombes Pol Dicky Soendani menyebutkan bahwa awal penangkapan N (inisial remaja) bermula ketika ia menjemput paket sabu dari Jakarta melalui ekspedisi di depan toko Ramayana, Kecamatan Panakukang, Makassar, Sabtu (18/5/2019) lalu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com