Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga, Taruna ATKP Disiksa Makan Sabun dan Dianiaya di Dalam Kampus

Kompas.com - 13/02/2019, 11:55 WIB
Hendra Cipto,
Khairina

Tim Redaksi


MAKASSAR, KOMPAS.com — Orangtua para taruna dan taruni Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar mengungkapkan semua dugaan penyiksaan mulai makan sabun hingga penganiayaan yang terjadi di dalam kampus oleh taruna senior disaksikan pembinanya.

Hal tersebut diungkapkan ayah kandung almarhum Aldama Putra Pongkala, Pelda Daniel Pongkala, saat dikonfirmasi via telepon selularnya, Selasa (12/2/2019) malam.

Daniel mengatakan, orangtua taruna dan taruni ATKP Makassar berkeluh kesah saat berkunjung ke rumahnya pascapemakaman anak tunggalnya itu.

“Yang dibahas saat berkunjung ke rumah, menyampaikan keluh kesah anaknya kepada saya. Berupa kekerasan dan penganiayaan biadab itu yang tidak sesuai dengan kemanusiaan. Penyiksaan dilakukan taruna senior kepada taruna yunior, seperti dicekoki nasi satu rice cooker ke dalam mulut seorang taruna, ada beberapa senior makan wafer yang kemudian dikumur-kumur dan dimasukkan gelas lalu selanjutnya diminumkan kepada taruna dan taruni. Ada juga Autan dipaksa dijadikan masker oleh taruni. Ada yang dipaksa dimakankan sabun, tidak takut mereka kalau anak orang mati,” ungkap Daniel.

Baca juga: Direktur ATKP Makassar Dinonaktifkan, Orangtua Aldama Tuntut Kasus Terungkap

Daniel menuturkan, banyak keluh kesah orangtua taruna dan taruni ATKP Makassar yang terungkap.

Dia pun tak kuat mendengar berbagai penyiksaan dan kekerasan yang terjadi di dalam kampus ATKP Makassar di bawah naungan Kementerian Perhubungan itu.

“Itu katanya ibu-ibu, berdasarkan laporan dari anak-anak mereka. Banyaklah mereka ungkapkan, tapi saya tidak kuat mendengarnya. Karena kemungkinan anak saya (Aldama) mengalami hal itu semua hingga meninggal,” ujarnya.

Daniel pun mengungkapkan, pembina di ATKP Makassar melakukan pembiaran dan mendukung penyiksaan taruna senior kepada taruna yunior.

Pasalnya, saat taruna senior melakukan penyiksaan dan kekerasan terhadap yunior, ada pembina ATKP yang menyaksikannya.

“Jadi taruna senior di dalam kampus ATKP Makassar merasa leluasa menyiksa dan melakukan aksi kekerasan karena mereka tidak takut dan mendapat dukungan dari pembinanya. Bahkan, ada pembinanya yang turun langsung menghukum taruna dan taruni," katanya.

Daniel yang rencananya dimintai keterangan penyidik Polrestabes Makassar akan mengungkapkan semua penyiksaan dan aksi kekerasan dalam kampus ATKP Makassar dalam berita acara pemeriksaan (BAP).

Namun, sampai saat ini Daniel belum mendapat surat panggilan pemeriksaan dari pihak kepolisian.

“Saya pun akan mempertanyakan kepada polisi, mengapa salah 1 pembina dan 3 orang pengasuhnya dari TNI AU belum disidik dan diperiksa. Sebab, pada malam itu, mereka semua ada saat anak saya meninggal. Maunya semua itu diperiksa karena memberikan keterangan palsu,” tegasnya.

Sementara itu, Wakil Direktur III ATKP Irfan membantah adanya penyiksaan dan penganiayaan yang sering terjadi di kampus ATKP Makassar.

Terkait pemberian hukuman kepada taruna dan taruni, aturannya pembina yang memberikan sanksi tersebut, dan bukan taruna senior.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com